Memahami Konsep Innerchild – Setiap orang dewasa memiliki sosok anak kecil dalam dirinya yang menggambarkan bagaimana masa lalunya. Kita menyebutnya sebagai innerchild. Kadang, innerchild bisa memberimu gambaran tentang luka masa lalu yang berpengaruh pada kondisi mentalmu setelah dewasa.

Tentu saja, tidak semua innerchild berhubungan dengan luka atau trauma masa lalu. Lantas, apa itu innerchild? Apa saja ciri-ciri innerchild yang terluka dalam dirimu? Bagaimana kamu terhubung kembali dengan innerchild-mu untuk menyembuhkan luka di masa lalu? Simak penjelasannya berikut ini!

Baca juga: Punya Trauma Masa Kecil? Kenali Ciri-Cirinya

Pengertian Innerchild dan Ciri-ciri Innerchild yang Terluka

Secara umum, innerchild merupakan bagian dari diri kita yang sudah ada sejak kita berada dalam kandungan. Sejak dalam rahim dan tahun-tahun perkembangan kita dari bayi menjadi balita, menjadi anak-anak kemudian remaja, lalu menjadi sosok dewasa.

Innerchild seringkali mampu mengingat pengalaman yang menyenangkan dan ketakutan masa kecil, trauma, pengabaian, hingga rasa kehilangan yang signifikan. Mungkin sulit untuk menentukan dengan tepat peristiwa masa lalu apa yang sebenarnya pernah kita alami. Namun, kita bisa memerhatikan pola internal yang secara tidak sadar menyisakan ‘sesuatu’ dalam diri kita.

Innerchild juga merupakan bagian dalam jiwa kita yang masih mempertahankan kepolosan, kreativitas, kekaguman, serta rasa penasaran terhadap kehidupan. Secara harfiah, innerchild adalah jiwa anak-anakmu yang sampai sekarang masih ada dalam dirimu.

Penting bagi kita untuk tetap terhubung dengan bagian sensitif ini. Ketika kamu terhubung dengan innerchild, kamu akan merasa bersemangat, excited, dan terinspirasi. Ketika kamu memutuskan hubungan dengan innerchild-mu, kamu mungkin akan merasa bosan, tidak bahagia, dan kosong.

Namun, seperti yang sudah disinggung sebelumnya, innerchild bisa menjadi tempatmu menyimpan luka masa kecil yang masih terbawa sampai dewasa. Hal ini kadang membuat seseorang enggan terhubung kembali dengan innerchild-nya. Apa saja ciri-ciri innerchild yang terluka?

  • Dalam hati terdalammu, kamu merasa ada yang salah dengan dirimu.
  • Kamu kerap merasa cemas saat memikirkan akan melakukan hal baru.
  • Kamu cenderung merasa harus menyenangkan orang lain.
  • Kamu merasa sulit melepaskan.
  • Kamu sering merasa bersalah jika membela diri.
  • Kamu merasa tidak cukup baik sebagai seorang manusia.
  • Terlalu sering mengkritik diri sendiri dan merasa diri tidak berharga.
  • dan masih banyak lagi tanda-tanda lainnya.

Sadar atau tidak, innerchild yang terluka bisa disebabkan oleh pola parenting yang salah seperti pengabaian (baik secara fisik maupun emosional). Emosi-emosi dan perasaan negatif yang kamu bawa hingga dewasa ini tentu bukan sesuatu yang baik. Karena itu, kamu memerlukan cara untuk bisa menyembuhkannya.

Terhubung dengan Innerchild dan Menyembuhkan Luka Masa Lalu

Tidak semua orang terhubung dengan innerchild mereka. Ada orang yang bahkan tidak sadar bahwa emosi negatif yang mereka punya adalah hasil dari luka masa lalunya. Lalu, bagaimana caramu untuk bisa terhubung kembali dengan innerchild-mu dan menemukan luka yang mungkin sembuh lalu mengatasinya? Simak beberapa strategi ini!

1. Tetap Berpikiran Terbuka

Tidak masalah kalau bagimu konsep innerchild itu kurang masuk akal. Namun, yang pasti, kamu tidak perlu memperlakukan innerchild-mu sebagai bagian yang berbeda darimu. Anggaplah ‘dia’ sebagai representasi pengalaman masa lalumu. Perspektif ini akan membantumu mendekati proses untuk terhubung dengan innerchild lewat perasaan ingin tahu yang besar.

2. Lakukan Aktivitas dengan Anak-anak

Percaya atau tidak, anak-anak bisa mengajarimu banyak hal tentang hidup—mulai dari menikmati hal-hal kecil atau menjalani masa kini dengan penuh kesungguhan.

Kalau kamu merasa sulit mengembalikan kesenangan masa kecil, melakukan aktivitas bersama anak-anak bisa membantu kamu mengingat kembali masa-masa ketika hari-harimu lebih simpel. Kamu bisa bermain petak umpet atau lompat tali.

Jika kamu mengalami kesulitan atau periode trauma tertentu misalnya, kamu mungkin akan membayangkan skenario tertentu yang akan membantumu mengatasinya sekaligus membuatmu merasa lebih aman.

Meluangkan waktu bermain bersama anak-anak tidak hanya mampu meningkatkan rasa keceriaan dan ekspresi muda dari dirimu. Ini juga akan memberikan dampak positif pada anak-anak itu sendiri. 

3. Kunjungi Kembali Kenangan Masa Kecilmu

Mengeksplorasi kenangan masa kecil juga bisa membantumu kembali terhubung dengan innerchild-mu. Foto, koleksi mainan, hingga buku-buku yang kerap kamu baca bisa membantumu melakukannya.

Kalau orang tua atau saudara-saudaramu punya cerita yang bisa dibagikan, saling mengobrol mengenai masa kecil akan membantu mengingat kembali beragam memori yang mungkin sudah tak kamu ingat lagi.

Buat gambaran tentang dirimu di masa kecil dengan foto atau cerita dari orang-orang terdekatmu. Tambahkan detail seperti baju kesukaan, mainan favoritmu, atau tempat-tempat yang dulu sering kamu datangi. Bayangkan di mana kamu berada, siapa yang ada bersamamu, apa yang kamu lakukan, serta bagaimana perasaanmu.

Apakah kamu merasa hilang, tidak jelas, dan merasa sendiri? Atau justru kamu merasa kuat, senang, dan penuh dengan harapan?

Jika kamu menemukan innerchild-mu yang menderita karena luka tertentu, kamu bisa membantu menyembuhkannya. Innerchild-mu juga bisa membantumu untuk menjadi lebih kuat dengan rasa optimis, penasaran, dan hidup yang lebih menyenangkan.

4. Habiskan Waktu untuk Melakukan Hal-hal yang Kamu Suka

Saat anak-anak, ada banyak hal yang kita lakukan sekadar untuk bersenang-senang. Jarang sekali kita melakukan sesuatu karena dipaksa. Namun, kamu mungkin kesulitan untuk mengingat kapan kamu bisa melakukan hal-hal semacam itu saat kamu sudah dewasa.

Cobalah untuk mengingat kembali apa yang dulu menyenangkan bagimu dan sering kamu lakukan. Aktivitas kreatif seperti mewarnai, melukis, atau sekadar mencoret-coret bisa membantumu terhubung kembali dengan kenangan masa kecilmu.

Ketika kamu membiarkan pikiran aktifmu beristirahat, emosi yang biasanya tidak kamu pertimbangkan bisa muncul melalui ujung jari. Beberapa emosi ini mungkin terkait dengan bagian dari dirimu yang terkubur atau terlupakan. Innerchild adalah salah satunya.

5. Bicaralah dengan Innerchild-mu

Kalau kamu punya luka atau trauma masa lalu, menuliskannya bisa membantumu terhubung kembali dengan sosok anak yang pernah terluka itu.

Selama rekoneksi ini, kita akan masuk dan mungkin mulai memahami berbagai alasan ketakutan, fobia, dan pola hidup yang dijalani setelah kamu dewasa. Memahami innerchild akan membantumu melihat alasan kenapa kamu bisa menjadi seperti dirimu saat ini.

Jika apa yang kamu lakukan untuk terhubung dengan innerchild-mu menimbulkan rasa tidak nyaman dan trauma yang mengganggu, tidak ada salahnya untuk meminta bantuan tenaga profesional seperti psikiater atau psikolog.

Baca juga: Hati-hati, Ini 10 Ciri Toxic Parenting yang Tidak Banyak Disadari

Biar pengetahuanmu seputar apa itu innerchild dan luka masa kecil makin mendalam, yuk, dengerin podcast Eps 09: “Trauma Masa Kecil, Berimbas ke Anak” -Nina #SuratDariPenyintas dari Happy Broken Family. Masih ada ribuan podcast menarik lain yang bisa kamu simak di di Noice, rumah konten audio Indonesia. Jangan lupa download aplikasinya sekarang juga di Google Play atau App Store!