Negara yang Tidak Pernah Dijajah – Abad ke-16 hingga ke-20 merupakan abad-abad yang penuh dengan momen bersejarah. Pasalnya, saat itu negara-negara Eropa melakukan penjelajahan untuk melakukan kolonialisme dengan menaklukkan sejumlah negara dan mengambil kekayaannya. 

Namun, tahukah kamu bahwa di dunia ini ada beberapa negara yang tidak pernah dijajah sama sekali oleh bangsa Barat? Simak ulasannya di bawah ini. 

Apa Itu Kolonialisme?

Kolonialisme sendiri diambil dari kata colonia dalam Bahasa Latin yang berarti pemukiman. Dengan kata lain, kolonialisme bisa disebut sebagai salah satu cara untuk memperluas wilayah atau pemukiman kekuasaan bagi suatu negara penguasa.

Biasanya kolonialisme berawal dari penaklukan yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung dengan pendekatan yang damai atau bahkan dengan paksaan. Dengan menjajah sebuah negara atau wilayah, negara penjajah akan dianggap superior dan memiliki wilayah yang luas. Maka tidak heran jika dulu negara-negara Eropa berlomba-lomba untuk menjajah, khususnya ke negara-negara dunia ketiga.

Negara Yang Tidak Pernah Dijajah Oleh Bangsa Barat

Berikut adalah negara-negara yang tidak pernah dijajah sama sekali oleh bangsa Eropa:

1. Jepang

Jepang merupakan salah satu negara di kawasan Asia Pasifik yang mampu melawan kolonisasi bangsa Eropa. Begitu menyadari ancaman penjajahan Barat, Tokugawa Jepang langsung melakukan reformasi strategi politik dan sosialnya yang tercantum dalam Restorasi Meiji tahun 1868.

Reformasi tersebut membawa Jepang memenangkan Perang Sino-Jepang I dengan mengalahkan mantan penguasa Asia Timur, yakni Cina pada zaman Dinasti Qing. Kemudian pada 1905, Restorasi Meiji kembali mengejutkan Rusia dan negara Eropa lainnya setelah mengetahui Negara Matahari Terbit tersebut memenangkan Perang Rusia-Jepang.

Pada Perang Dunia II, Jepang menunjukkan kekuatan militernya dengan menguasai daerah-daerah di Asia, seperti Korea, Manchuria, dan Indonesia. Meski termasuk negara yang tidak dijajah sama sekali oleh bangsa Eropa, Jepang sempat terpuruk akibat serangan Amerika Serikat di Hiroshima dan Nagasaki.

2. Korea 

Dulu saat Korea masih menjadi satu negara, bangsa ini mampu melawan potensi kolonisasi bangsa Barat. Meski tidak menjadi daerah koloni negara-negara Eropa, Korea saat itu tidak bisa dibilang sebagai negara yang sepenuhnya merdeka. 

Alih-alih berada di bawah kekuasaan Eropa, Korea justru jatuh di tangan penguasa-penguasa benua Asia. Tepatnya hingga tahun 1985, Negeri Ginseng berada di bawah kendali pemerintah Dinasti Qing hingga.

Setelah Jepang memenangkan Perang Sino-Jepang I pada 1985, Korea jatuh ke tangan pemerintah Negeri Sakura. Kemudian pada 1910, Korea secara resmi menjadi kolonisasi Jepang dan bisa dibilang sebagai salah satu negara yang tidak dijajah oleh bangsa Eropa.

3. Cina

Kekaisaran Cina merupakan salah satu kekaisaran terbesar sepanjang sejarah. Ditambah dengan kekuatan militernya yang hampir menyetarai Kekaisaran Ottoman, tak ada satu pun bangsa Eropa yang mampu menaklukkan wilayah kekuasaan Cina pada saat itu. 

Prancis dan Inggris memang tak bisa menjadikan Cina sebagai salah satu daerah koloni mereka. Namun kedua negara tersebut mampu menguasai pasar ekspor dan impor Cina yang mana terus berkembang melalui Perang Opium I dan II.

Melihat hal tersebut, negara-negara penguasa seperti Rusia, Amerika Serikat, Italia dan bahkan Jepang menginginkan hal yang sama. Meski bisa dikatakan sebagai negara yang tidak dijajah, bagian pesisir Cina pada saat itu justru dikuasai oleh bangsa-bangsa Barat. Hal ini membuat Dinasti Qing kehilangan beberapa wilayah kekuasaannya.

4. Nepal

Nepal merupakan negara yang berbatasan langsung dengan India dan Cina. Selama 1814 hingga sekitar tahun 1816, Nepal mengerahkan kekuatan militernya untuk bertempur dalam Perang Gurkha atau Perang Anglo-Nepal. Perusahaan Hindia Britania Timur dengan pasukannya yang lebih besar berhasil menguasai sekitar 30% wilayah Negeri Seribu Kuil tersebut.

Dalam hal ini, kondisi geografis Nepal menguntungkan pasukan militernya dan medan pegunungan negara tersebut menghalangi perjalanan tentara Inggris. Tak mau melewati medan yang sulit, militer Inggris memutuskan untuk meninggalkan Nepal. 

Nepal resmi menjadi negara yang tidak dijajah sama sekali oleh Barat, menciptakan zona perbatasan untuk negara tetangga, yakni India yang saat itu masih diduduki pasukan Inggris. Saking terkesannya dengan kekuatan militer Nepal, militer Inggris bahkan sampai merekrut pasukan Gurkhas menjadi tentara kolonial mereka.

5. Bhutan

Sama seperti Nepal, Bhutan merupakan negara kecil yang terletak di jalur pegunungan Himalaya. Melihat kondisi geografis tersebut, tak heran bila Negeri Naga Guntur ini sulit untuk diinvasi oleh bangsa Barat, khususnya pasukan Inggris.

Namun, selama tahun 1772 hingga 1774, Inggris menyerang Bhutan dan mengalahkan pasukan militer mereka di wilayah Benggala Utara. Beberapa wilayah kecil di Kerajaan Bhutan pun jatuh ke tangan Inggris. Meski kalah dari pasukan Inggris, Druk Desi yang merupakan sebutan bagi penguasa Bhutan pada masa itu, berhasil melakukan negosiasi kekuasaan pada 1774.

Bhutan kemudian membayar Inggris 5 kuda dan kontrol atas industri penerbangan mereka sebagai bentuk imbalan ditariknya pasukan Inggris. Meski termasuk negara yang tidak dijajah oleh kolonial, Bhutan dan Inggris masih terlibat dalam konflik perbatasan hingga 1947, saat India diproklamasikan sebagai negara yang merdeka.

Baca Juga: Memaknai Misi Gospel Gold Glory dari Sejarah hingga Tujuannya

Ide Pokok “Atlas Perang Dunia II”

Neil Kagan & Stephen Hyslop

6. Thailand

Thailand dikenal oleh rakyatnya sebagai tanah kebebasan. Akhir abad ke-19, negara yang sebelumnya dikenal dengan sebutan Kerajaan Siam tersebut terletak di antara Burma (sekarang Myanmar) dan Indo-Cina (sekarang Kamboja, Vietnam, dan Laos). 

Pada saat itu, Thailand menjadi negara penyangga atau pemisah di antara dua kekuatan besar, yakni Burma (dikuasai oleh Prancis) dan Indo-Cina (dikuasai oleh Inggris). Raja Chulalongkom (Rama V) yang berkuasa dari tahun 1868 hingga 1910, menggunakan kemampuan diplomatiknya untuk mengusir pasukan Prancis dan Inggris dari Kerajaan Siam.

Raja Chulalongkom juga mengadopsi beberapa kebiasaan bangsa Eropa termasuk teknologi yang mereka kembangkan untuk mencegah kolonisasi. Meski berhasil menjadi negara yang tidak dijajah oleh Prancis maupun Inggris, Kerajaan Siam masih menjalin hubungan dekat dengan dua penguasa Eropa tersebut.

7. Iran

Dulu saat Iran masih disebut sebagai Persia, Rusia dan Inggris tertarik untuk meletakkan kekuasaan di negara tersebut. Alasannya karena Iran terletak di lokasi yang strategis, yakni antara Asia dan Eropa. Pada abad ke-19, Rusia berhasil menguasai beberapa wilayah di bagian utara (sekarang Turkmenistan).

Demikian pula dengan pasukan Inggris yang berhasil merebut kekuasaan di bagian timur wilayah  Kerajaan Persia, saat ini dekat dengan Pakistan. Pada waktu itu, sebagian besar wilayah Iran menjadi kekuasaan Dinasti Qajar. Dinasti yang menguasai Persia dari tahun 1789 hingga 1925 tersebut dikabarkan meminjam uang dari sejumlah bank di Eropa.

Karena tidak dapat melunasi, Rusia dan Inggris sepakat untuk membagi dan mengontrol pendapatan Persia. Namun Kekaisaran Persia tak pernah menyetujui keputusan tersebut, sehingga berhasil mencegah negara tersebut menjadi daerah koloni.

8. Arab Saudi

Sebenarnya Arab Saudi sempat dikuasai oleh Kekaisaran Ottoman dari abad ke-16. Akan tetapi, keluarga kerajaan Arab Saudi tetap berusaha berjuang merebut kembali kekuasaan negara ketika dikuasai oleh Kekaisaran Ottoman.

Kemudian pada tahun 1918, bertepatan dengan Perang Dunia I, Inggris melakukan perlawanan terhadap Kekaisaran Ottoman. Inggris juga memberi dukungan terhadap pemberontakan Arab Saudi untuk melemahkan Ottoman. Sampai akhirnya Ottoman harus kehilangan kendali atas Arab Saudi.

9. Ethiopia

Ethiopia merupakan salah satu negara merdeka tertua yang ada di Benua Afrika. Bahkan menurut penjelasan Jurnal Kajian Wilayah, Ethiopia sudah eksis sejak masa Kerajaan Aksum sekitar abad ke-8 SM atau Sebelum Masehi.

Saat gencar-gencarnya gerakan kolonialisme dari Bangsa Barat sekitar tahun 1880 hingga 1914, Ethiopia berhasil mempertahankan wilayahnya dari percobaan invasi. Salah satunya adalah mengalahkan pasukan Italia di Perang Italia-Ethiopia Pertama dalam peristiwa Battle of Adwa pada tahun 1896. 

Akan tetapi, Italia kembali datang pada tahun 1935 di bawah komando Benito Mussolini dan berhasil menggulingkan Kaisar Haile Selassie dari Kekaisaran Ethiopia. Namun, Kaisar Selassie berhasil merebut kembali kekuasaan saat akhir peristiwa Perang Dunia II sekaligus mencaplok koloni Italia di Eritrea pada tahun 1943.

10. Afghanistan

Negara Afghanistan sebenarnya sempat menjadi perhatian dari pasukan Rusia serta Inggris, akan tetapi kekuatan militer dari Afghanistan mampu menandingi bahkan menaklukkan pasukan Inggris saat peristiwa Perang Anglo-Afghanistan I pada tahun 1839.

Namun pasukan Inggris tidak pantang menyerah, mereka mencoba lagi yang kedua kalinya dalam peristiwa Perang Anglo-Afghanistan II yang terjadi sekitar 1878 hingga 1880. Hasilnya nyaris sama saja, sebab Inggris tidak dapat mengontrol domestik dan hanya mampu mengontrol hubungan luar negeri Afghanistan.

11. Denmark

Meskipun Denmark termasuk ke negara Uni Eropa yang terletak di sebelah selatan Norwegia dan barat daya Swedia, namun negara ini tidak pernah menjajah maupun dijajah negara lain. Bahkan ketika peristiwa Perang Dunia I, Denmark lebih memilih untuk tidak memihak siapapun alias bertindak netral.

Oleh karena itu, Denmark tidak pernah ada keterlibatan dalam urusan penjajahan yang juga secara tidak langsung membuat negara ini menjadi salah satu negara teraman di dunia.

Baca Juga: Rekomendasi Buku Sejarah yang Menguak Fakta Menarik Masa Lalu

Selain tujuh negara di atas, masih ada sejumlah negara yang tidak pernah dijajah sama sekali oleh negara Barat. Untuk mengetahuinya, kamu bisa mendengarkan audiobook National Geographic Atlas Perang Dunia II hanya di Noice. Aplikasi podcast ini bisa kamu dapetin secara gratis, lho. Tunggu apa lagi, yuk unduh aplikasinya sekarang juga di Play Store atau App Store.

Ide Pokok “Atlas Perang Dunia II”

Neil Kagan & Stephen Hyslop