Rangkuman Buku 1984 – Novel 1984 karya George Orwell adalah sebuah fiksi distopia yang sangat populer, baik saat pertama kali dipublikasikan maupun di masa kini. Banyak tokoh ternama yang menyebut novel ini dalam jajaran buku favorit mereka, sebut saja Mel Gibson, Stephen King, Kit Harington, dan David Bowie.

Walau keberadaannya sempat dilarang, novel 1984 kembali merajai daftar buku paling laris pada 2017 silam. Sebenarnya, apa sih yang membuat novel ini begitu populer, bahkan difavoritkan oleh tokoh-tokoh terkenal? Berikut rangkuman buku 1984 yang kami ringkas menjadi 7 poin inti!

1. Sistem pemerintahan totaliter yang penuh kekerasan

Dalam rangkuman buku 1984 ini, poin pertama yang harus kamu pahami adalah latar ceritanya. Buku 1984 mengisahkan tentang masa depan distopia di Britania Raya, yang kemudian menjadi bagian dari Oseania. Negara ini dikuasai oleh pemerintah totaliter bernama Big Brother. Pihak pemerintah ini mengontrol negara dan penduduk Oseania dengan dua teknik: manipulasi dan ketakutan.

Big Brother dideskripsikan sebagai pahlawan perang yang memulai revolusi. Dalam novelnya, tidak pernah dijelaskan apakah Big Brother merupakan sosok yang nyata atau tidak. Namun, sosok pemimpin partai yang menguasai Oseania ini selalu muncul di televisi dan poster sehingga penduduk bisa melihatnya di mana pun mereka berada. Penduduk bahkan diberi tahu bahwa segala tindakan mereka selalu diawasi oleh Big Brother.

2. Keseharian Winston Smith selama bekerja di bawah pemerintahan Oseania

Poin penting selanjutnya yang akan dibahas dalam rangkuman buku 1984 ini adalah seputar sang tokoh utama, Winston Smith. Winston merupakan seorang pria berusia 39 tahun bekerja di Kementerian Kebenaran milik Oseania. Sebagai birokrat tingkat rendah, dia bertugas mengedit isi artikel dan buku.

Semenjak ayah, ibu, dan adiknya menghilang, ingatan Winston tentang keluarganya sudah samar dan hidup sebatang kara sejak usia 11 tahun. Winston sudah pernah menikah, tetapi istrinya yang bernama Katherine pun menghilang pada 1974.

Sehari-hari, Winston dan penduduk Oseania lainnya diwajibkan menggunakan telescreen, sebuah alat elektronik dua arah yang digunakan pemerintah untuk memonitor gerak-gerik penduduk sekaligus menyebarkan propaganda. Pemerintah Oseania tidak ingin ada seorang pun yang melakukan kejahatan, termasuk memiliki buku harian. Bagi mereka, buku harian adalah bentuk ekspresi pribadi yang ilegal.

Namun, karena kebenciannya terhadap Big Brother, Winston diam-diam membeli buku harian untuk menuangkan perasaan dan pikirannya. Buku harian itu dijual di toko milik Tuan Carrington, seorang duda yang baik hati di mata Winston.

3. Hubungan Winston dan Julia

Berikutnya, rangkuman buku 1984 ini membahas tentang hubungan Winston dengan pegawai wanita di tempat kerjanya, Julia. Wanita itu sering memperhatikannya sampai-sampai Winston mencurigai Julia sebagai anggota Polisi Pikiran, kepolisian rahasia yang menindak kejahatan pikiran.

Suatu ketika, Julia memberinya sebuah catatan bertuliskan “I love you”. Winston terkejut dan sangat senang. Mereka membuat janji untuk bertemu secara diam-diam karena Winston masih berstatus sebagai suami Katherine. Setelah berkenalan, Winston akhirnya tahu kalau Julia berasal dari Partai Luar, sama seperti dirinya, dan bekerja di Departemen Fiksi di Kementerian Kebenaran.

Seiring berjalannya waktu, mereka menjalin hubungan asmara. Walau pengawasan Big Brother semakin ketat, Winston nekat menyewa ruangan di atas toko milik Tuan Carrington agar dia dan Julia bisa berduaan.

Baca Juga: Rangkuman Buku Thinking, Fast and Slow: 7 Tips Pengambilan Keputusan

Ide Pokok “1984”

George Orwell

4. Hubungan Winston, Julia, dan O’Brien

Poin berikutnya dalam rangkuman buku 1984 ini adalah hubungan Winston, Julia, dan O’Brien. Winston mengagumi O’Brien, atasan di tempatnya kerjanya yang Winston duga sebagai anggota perlawanan rahasia terhadap partai yang mengendalikan Oseania. Suatu hari, O’Brien mengundang Winston untuk ingin meminjamkan buku. Dia menerima undangan itu, lalu mengajak Julia.

Buku yang dipinjamkan O’Brien adalah buku manifesto Emmanuel Goldstein, pemimpin gerakan perlawanan rahasia. Buku itu dipinjamkan selama dua minggu dan harus dikembalikan. Winston dan Julia membaca buku itu di ruangan toko Tuan Carrington hingga tertidur.

Namun, saat terbangun, terdengar suara dari telescreen tersembunyi dan ruangan yang disewa itu dikepung oleh tentara. Ternyata, Tuan Carrington adalah Polisi Pikiran yang selama ini menipu Winston. Julia dan Winston akhirnya dipisahkan dan dipenjara. Selain Tuan Carrington, O’Brien pun ternyata pengkhianat dan hanya menjebak Winston.

5. Konflik kisah yang dekat dengan dunia nyata

Rangkuman buku 1984 ini menunjukkan kedekatan kisahnya dengan dunia nyata. Sosok Big Brother mirip dengan Joseph Stalin dan Adolf Hitler dari segi paham politiknya. Selain itu, pengawasan telescreen yang menghantui warga Oseania membuat mereka kehilangan privasi. Ancaman privasi ini pun sudah sering terjadi di zaman digital seperti sekarang yang melibatkan data pengguna.

6. Skenario pemerintah mengacaukan realitas

Kemudian, rangkuman buku ini menggambarkan kekacauan realitas yang disebabkan skenario pemerintah Oseania. Pemerintah menggunakan bahasa yang sengaja dibuat kontradiktif. Misalnya, tiga slogan yang berbunyi, “perang adalah kedamaian, kebebasan adalah perbudakan, dan ketidaktahuan adalah kekuatan”.

Tak hanya itu, perombakan isi artikel dan buku membuat penduduk kebingungan tentang ingatan mereka, kenyataan, dan hal-hal yang disajikan pemerintah. Mereka juga tidak bisa membedakan siang dan malam karena kalender dan jam sudah diubah-ubah.

7. Kebingungan emosional hingga akhir hayat

Poin terakhir dalam rangkuman buku 1984 ini adalah kebingungan emosional yang dialami Winston setelah mengalami siksaan di penjara. Dia hanya ingin membenci Big Brother sebagai rasa kebebasannya. Namun, hasrat itu tidak pernah tercapai sampai akhir hayatnya dan Winston malah mencintai Big Brother, menandakan bahwa Winston tidak lagi punya kendali akan pikiran dan perasaannya seperti dahulu.

Baca Juga: Rangkuman Buku Blink: Kemampuan Berpikir Tanpa Berpikir by Malcolm Gladwell

Pada dasarnya, novel 1984 adalah fiksi yang tak lekang oleh waktu. Jalan cerita novel ini bahkan masih relevan dengan situasi dan kondisi di masa kini. Selain itu, novel 1984 juga menjadi peringatan bagi orang-orang agar tidak cuek dengan masalah politik di negara masing-masing.

Bagaimana? Apakah rangkuman buku 1984 tadi menarik dan membuatmu tidak sabar untuk membaca langsung novelnya? Jika belum ada waktu senggang untuk membacanya, kamu bisa menyimak audiobook1984” sambil beraktivitas, lo.

Caranya? Putar audiobook ini di Noice! Aplikasi Noice dapat diunduh melalui PlayStore ataupun AppStore. Jika ingin menyimak lewat PC, web player Noice ini bisa diakses via peramban PC-mu. Mudah, kan?

Ide Pokok “1984”

George Orwell