Rangkuman Buku Rich Dad, Poor Dad Apa yang membedakan orang tua kaya dengan orang tua dari kalangan miskin dan menengah? Menurut Robert T. Kiyosaki—penulis buku Rich Dad, Poor Dad, salah satu perbedaannya adalah cara mereka mengajari anak-anaknya dalam pengelolaan finansial.

Rich Dad, Poor Dad merupakan buku yang ditulis oleh Robert Toru Kiyosaki, seorang pebisnis asal Amerika Serikat. Buku ini pada dasarnya menjelaskan perbedaan pola pikir antara kalangan bawah, menengah, dan atas. Dalam bukunya, Kiyosaki membawa dua sosok saling kontras yang memengaruhi dirinya, yaitu ayah temannya, “Rich Dad”, dan ayahnya sendiri, “Poor Dad”.

Dalam rangkuman buku Rich Dad, Poor Dad berikut ini, kamu pun bisa mengintip beberapa tips finansial yang bermanfaat untuk kawula muda. Yuk, simak baik-baik!

1. Berani Mengubah Pola Pikir Pekerjaan 

Jika kamu melakukan bedah buku Rich Dad, Poor Dad, hal penting yang akan kamu temukan pertama kali adalah mengubah pola pikir. Mereka yang selalu berpikir negatif terhadap pekerjaan atau penghasilan yang didapatkannya akan kesulitan untuk mengeksplorasi berbagai potensi yang sebenarnya mudah ditemukan. 

Oleh karena itu, poin pertama untuk mencapai kemandirian finansial adalah berani mengubah pola pikir semacam itu menjadi pola pikir baru yang berfokus pada skala usaha dan investasi untuk diri sendiri.

2. Cari Pengalaman yang Membuatmu Lebih Pintar

Hal selanjutnya yang akan kamu dapatkan dari rangkuman buku ini adalah motivasi untuk mencari pengalaman baru, terutama pengalaman-pengalaman yang bisa membuatmu lebih pintar. Kiyosaki menjelaskan jika pengalaman tersebut hanya bisa diperoleh oleh mereka yang berani mengambil risiko dan mampu menghilangkan perasaan takut gagal.

Lebih lanjut, sang penulis juga menekankan jika orang yang melakukannya harus selalu peka dalam memetik pelajaran dari mana pun dan siapa pun, bahkan ketika pengalaman mereka tidak sesuai harapan. 

3. Tingkatkan Literasi Finansial

Poin penting lainnya yang terdapat dalam rangkuman buku Rich Dad, Poor Dad adalah literasi finansial. Bahkan, Robert T. Kiyosaki percaya bahwa keterampilan tersebut merupakan bagian paling penting yang bisa membantu siapa pun untuk membangun fondasi bisnis yang kuat. 

Literasi finansial yang dimiliki seseorang akan membuatnya belajar mengatasi berbagai persoalan yang berhubungan dengan risiko keuangan. Sebaliknya, tanpa kemampuan yang mumpuni, berapa pun uang yang dimiliki orang itu tidak akan menghasilkan keuntungan yang berarti.

Sebab untuk bisa mengelola keuangan, bukan cuma keterampilan yang dapat diandalkan, tetapi juga kecerdasan finansial. Kecerdasan ini mencakup hal-hal seputar keuangan, seperti akuntansi dan investasi. Sebagai awalan, tidak hanya membaca buku Rich Dad, Poor Dad secara menyeluruh, kamu juga harus belajar pengelolaan finansial dari sumber-sumber lain, misalnya, seminar, kursus, atau media-media digital seperti video, e-book, dan podcast.

4. Buatlah Uang Bekerja

Selanjutnya yang perlu kamu pelajari dari rangkuman buku ini adalah konsep uang yang bekerja untukmu, bukan dirimu yang harus bekerja untuk uang. Orang yang miskin akan tetap miskin jika membelanjakan semua uangnya. Orang menengah pun tidak akan mampu menambah pendapatan jika hanya menyimpan uangnya begitu saja. 

Namun, seseorang yang memiliki pola pikir seperti orang kaya bisa menambah penghasilannya dengan membuat uang bekerja. Beberapa cara yang bisa dilakukan adalah dengan membeli saham, merintis bisnis, atau melakukan investasi properti.

5. Fokus pada Target Finansial Pribadi

Dalam bedah buku Rich Dad, Poor Dad juga akan ditemukan nasihat yang memintamu untuk fokus pada target finansial pribadi tanpa peduli dengan kondisi finansial orang lain. Kiyosaki berpendapat bahwa orang yang fokus terhadap kondisi keuangannya sendiri dianggap sudah berhasil mencapai langkah pertama untuk merasakan kebebasan finansial.

Langkah selanjutnya, kamu harus berupaya mencapai target yang telah ditetapkan. Caranya beragam, mulai dari menjalankan metode baru yang bisa memberikan penghasilan tambahan hingga mencari kesempatan untuk bisa menyimpan aset yang signifikan.

6. Pahami Sistem Perpajakan

Yang jarang dibahas dalam rangkuman buku tentang perencanaan finansial adalah pemahaman mengenai sistem perpajakan. Padahal, seperti yang dipercayai oleh Kiyosaki, memahami sistem perpajakan di daerah tempatmu tinggal akan memberikan banyak keuntungan dalam mengelola keuangan.

Pajak itu diambil dari beberapa persen harta seseorang. Untuk meminimalkannya, investasikan kekayaanmu lewat perlindungan perusahaan. Dengan cara ini, potongan pajak tidak akan sebesar ketika kamu berinvestasi atas nama sendiri.

Selanjutnya, pelajarilah celah-celah dari sistem pajak. Semisal, negara memberlakukan pajak terhadap penghasilan yang melebihi batas PTKP (Pendapatan Tidak Kena Pajak). Supaya tidak pengambilan pajak lebih sedikit, alihkan penghasilan itu ke deposito. Deposito sudah dipotong pajak final sehingga penghasilan yang masuk ke sana tidak akan dikenakan PPh (Pajak Penghasilan).

Jika sudah memahami bagaimana aturan pajak bekerja, kamu dapat membelanjakan atau menginvestasikan uang dengan lebih bijak sebelum uang tersebut masuk ke dalam nominal wajib pajak. Pemahaman tentang hukum perpajakan juga bisa menguntungkanmu jika ingin menambah profit lewat investasi saham dan sebagainya.

Baca Juga: Rekomendasi Buku Self Healing untuk Tenangkan Hati dan Pikiran

Ide Pokok
“Rich Dad, Poor Dad”

Robert Kiyosaki

7. Lakukan Investasi dengan Berbagai Cara

Mereka yang baru menyimak rangkuman buku Rich Dad, Poor Dad atau sudah khatam membaca bukunya tentu menyadari jika sang penulis selalu menyarankan pembacanya untuk investasi, investasi, investasi. Kata investasi yang diulang lebih dari satu kali menandakan jika aktivitas ini bisa dilakukan dengan berbagai cara.

Namun, tahukah kamu cara investasi yang tepat? Investasi itu seharusnya menghasilkan untung, bukan menghabiskan hartamu. Maka dari itu, rangkuman buku ini memberitahumu tentang perbedaan aset dan liabilitas. Kuncinya, berinvestasi dengan aset akan membuatmu memperoleh uang, sedangkan menginvestasikan liabilitas akan mengeluarkan uangmu.

Kemudian investasi juga bukan hanya berupa uang atau aset, investasi yang bisa kamu lakukan untuk mencapai kebebasan finansial juga dapat berupa meluaskan networking atau jaringan kenalan bersama orang-orang yang mengerti betul tentang pengelolaan keuangan.  

8. Pelajari Keterampilan Manajemen

Nasihat selanjutnya yang bisa didapat dari rangkuman buku ini berhubungan dengan keterampilan manajemen atau manajerial. Dikatakan Kiyosaki, keterampilan tersebut dibutuhkan oleh setiap orang yang mencari cara untuk bisa mandiri secara finansial.

Kemampuan manajemen ini tidak hanya wajib dimiliki oleh mereka yang berprofesi sebagai seorang manajer, tetapi juga oleh perseorangan. Setidaknya, kamu harus menguasai keterampilan manajemen cashflow keuangan pribadi, manajemen sistem finansial, dan manajemen komunikasi yang meliputi kemampuan menulis, berbicara, serta bernegosisasi. 

9. Jangan Lepas Kendali

Tips berikutnya dari rangkuman buku karya Robert T. Kiyosaki ini adalah sebuah pengingat dari sang penulis agar siapa pun yang membaca bukunya tidak lepas kendali. Setiap langkah yang kamu ikuti dan lakukan harus tetap terkontrol dengan stabil. Selain itu, kamu pun harus selalu berusaha untuk bisa memisahkan emosi dan ambisi yang berlebih dari kehidupan bisnis yang dilakukan sehari-hari.

10. Jangan Serakah atau Takut Saat Mengatur Keuangan

Tips lain dalam rangkuman buku ini adalah menghindari ketakutan dan keserakahan dalam mengatur finansial. Dua perasaan tersebut bisa timbul dalam hati setiap orang, baik orang miskin maupun kaya. Serakah ialah ketika kamu ingin membeli barang-barang baru setelah mendapatkan uang. Sebaliknya, perasaan takut muncul saat tidak memiliki uang, berpikir kalau keadaan ini mengarahkanmu pada kehidupan yang tak layak.

Keserakahan dan ketakutan bisa terjadi ketika kamu belum punya dasar pengelolaan keuangan yang baik. Lalu, apa yang harus dilakukan? Pelajarilah tentang investasi, utang, dan risiko. Dengan memahami ketiga hal tersebut, kamu bisa terbantu untuk mengendalikan keuangan secara rasional meskipun dihadapkan dengan rasa takut dan serakah.

11. Jangan Mau Terjebak “Rat Race

Rangkuman buku ini mengajarkanmu untuk tidak terjebak dalam “rat race”, istilah untuk pekerjaan yang dilakukan untuk orang lain dan tak berujung. Apakah kamu terjebak dalam “rat race” saat ini? Sudah lelah bekerja, tetapi gaji tidak sesuai dengan usaha yang telah dikerahkan? Atau pernah mendengar orang tua menasihatimu untuk pergi sekolah, belajar yang rajin, dan dapatkan pekerjaan dengan gaji tinggi setelah lulus nanti? 

Sebenarnya, mengikuti “rat race” adalah pilihanmu. Jika memang lebih memilih gaji stagnan karena takut miskin atau menyalahi pedoman masyarakat, tidak masalah. Namun, ingat! Pemilik perusahaanlah yang mendapatkan untung besar, bukan kamu. Jika ingin kaya raya, keluarlah dari “rat race” dan bergerak menuju perubahan!

12. Mulailah berbisnis

Rangkuman buku ini mengajakmu untuk mulai membangun bisnis sendiri. Pada dasarnya, menjadi karyawan memang jalur “aman” untuk mencukupi kebutuhanmu. Namun, untuk bisa kaya raya, kamu harus berani berbisnis.

Banyak orang yang mengira bisnis dan profesi merupakan hal yang sama, padahal keduanya berbeda. Profesi dilakukan untuk menutupi biaya-biaya hidup, seperti kebutuhan rumah tangga dan tagihan. Sebaliknya, bisnis ialah perantara untuk mengembangkan asetmu.

Oleh karena itu, kalau ingin menjadi kaya, mulailah membangun bisnis sambil menjalankan profesimu. Misalnya, jika bekerja sebagai PNS, sisihkan sebagian gaji untuk ditabung, lalu membeli tanah atau rumah yang dekat dengan fasilitas publik. Setelah itu, ubah aset yang telah kamu beli menjadi indekos, kemudian sewakan untuk memperoleh pemasukan bulanan.

Oh, iya, perlu diingat. Selama bisnismu belum bisa berdiri stabil, jangan langsung tinggalkan profesimu, ya! Kalau kestabilan sudah tercapai, barulah kamu bisa bergantung pada bisnis untuk mendapatkan pemasukan bulanan.

13. Hindari Sikap Malas dan Angkuh

Ahli finansial pun bisa miskin dengan sikap angkuh dan malas, lo! Malas berarti menghindari hal-hal yang seharusnya dilakukan. Sebagai contoh, bukannya menyelesaikan permasalahan di rumah, seseorang malah sibuk bekerja. Hal ini bisa mengarahkan pada perceraian yang berakibat mengeluarkan banyak biaya.

Selain itu, janganlah angkuh! Sikap angkuh bisa dimanfaatkan oleh orang-orang licik untuk menghabiskan asetmu dan membuat mereka untung besar.

Baca Juga:

Itulah beberapa tips finansial sekaligus rangkuman buku Rich Dad, Poor Dad yang bisa kamu jadikan motivasi untuk bisa mandiri secara finansial sejak usia muda. Buku ini tidak hanya mudah dicerna, tetapi juga dikemas dalam bentuk anekdot yang menghidupkan pengalaman Kiyosaki sehingga dapat mengubah cara pandangmu terhadap uang.

Jika belum sempat membaca, kamu bisa dengarkan audiobook ini di Noice. Temukan pula beragam judul audiobook lain serta siaran podcast dari berbagai topik di web player Noice. Kini, saatnya menambah wawasan dan pengetahuanmu lewat konten-konten bermanfaat yang kamu dengarkan. Yuk, dengerin sekarang dengan mengunduh aplikasinya di PlayStore ataupun AppStore.

Ide Pokok
“Rich Dad, Poor Dad”

Robert Kiyosaki