Rangkuman Buku The Storyteller – Musik dan kultur rock tak bisa dilepaskan dari kehidupan Dave Grohl. Ia bahkan menuangkan kecintaannya tersebut dalam sebuah memoar berjudul The Storyteller: Kisah tentang Hidup dan Musik. Perjalanan bersama sejumlah rock band ternama seperti Scream, Nirvana, dan Foo Fighters mewarnai musisi rock Amerika ini saat bernyanyi, bermain drum, dan menulis lagu. 

Setelah melewati proses selama bertahun-tahun, memoar yang ditulis Dave Grohl akhirnya terbit pada tahun 2021 silam. Inilah rangkuman buku sang musisi yang mengisahkan beberapa fase paling signifikan dalam hidupnya, dari masa kecil, kiprah dan karier di dunia musik, hingga kehidupan bahagianya bersama keluarga. 

1. Masa Kecilnya yang Dekat dengan Dunia Musik 

Dave Grohl melalui masa kecilnya di pinggiran kota Springfield, negara bagian Virginia, Amerika Serikat. Sejak kecil, dia telah mengukur hidupnya melalui musik, bukan dalam bulan atau tahun. Musik, band, dan album digunakannya untuk mengenang suatu peristiwa atau tempat.

Dari bedah buku The Storyteller, diketahui jika Dave sempat menyembunyikan kecintaannya pada musik dan kultur rock akibat kesulitannya berbaur dengan anak-anak lain semasa SMP. Namun, kondisi ini berubah ketika dia bertemu cinta pertamanya, Sandy, yang memberinya inspirasi untuk menulis puisi dan berlatih memainkan lagu-lagu.

2. Direkrut Menjadi Drumer Scream

Yang tidak bisa dilewatkan dari rangkuman buku ini adalah awal karier Dave Grohl. Dave yang beranjak remaja menyadari jika musik rock yang digandrunginya bukanlah musik populer pada saat itu. Bahkan, hampir semua album yang dia miliki terlihat direkam dari rumah, bukan dari dapur rekaman yang terkenal dan profesional. Dari sanalah dia berpikir bahwa mimpinya untuk berkarier di dunia musik mungkin bukan hal muluk nan mustahil.

Dengan gairah dan semangat baru, Dave Grohl pun bertekad untuk mewujudkan impiannya. Menurutnya, yang dia butuhkan untuk memulai karier bermusik hanya kunci nada, mikrofon, pikiran yang terbuka, dan kecintaan kepada musik itu sendiri. Gairah bermusik ini membuat Dave direkrut menjadi drumer Scream saat menginjak usia 17 tahun. Dia resmi bergabung bersama grup band favoritnya ini setelah melalui serangkaian audisi dan latihan.

3. Hijrah ke Nirvana

Dalam rangkuman buku The Storyteller, perjalanan bermusik Dave Grohl berlanjut dari Scream ke Nirvana, grup band lain yang juga menjadi favoritnya. Pada tahun 1990, Dave bersama Scream berkesempatan melakukan tur dunia dengan tampil di San Francisco, Louisiana, Milan, hingga Stockholm. Sayangnya, sebagian rencana tur lain harus dibatalkan karena manajemen Scream kekurangan dana.

Di saat vakum dari tur yang direncanakan, Dave menerima telepon dari seorang teman lama yang memberitahunya bahwa grup band Nirvana sedang mencari drumer. Kurt Cobain (pionir grup band Nirvana) dan Krist Novoselic (pemain bas Nirvana saat itu) terkesan akan penampilan Dave bersama Scream.

Bagi Dave, memilih antara Scream dan Nirvana adalah salah satu keputusan terberat dalam hidupnya. Meski demikian, setelah mempertimbangkan masa depan karier bermusiknya, Dave Grohl resmi bergabung ke Nirvana pada September 1990.

Baca Juga: Ini Dia 7 Fakta Unik Mengenai Nirvana yang Jarang Diketahui

Ide Pokok “The Storyteller”

Dave Grohl

4. Masa Berduka Setelah Kepergian Kurt Cobain

Rangkuman buku ini berlanjut pada kiprah Dave Grohl di grup band barunya. Setelah resmi hijrah ke Nirvana, Dave mendampingi grup band tersebut merilis album Nevermind pada tanggal 24 September 1991 serta meluncurkan single populer berjudul Smells Like Teen Spirit dua minggu setelah albumnya sukses dirilis. Nirvana kian menanjaki tangga popularitas hingga berhasil menggeser posisi Michael Jackson di puncak Billboard pada awal tahun 1992.

Sayangnya, kesuksesan dan ketenaran yang dirasakannya bersama Nirvana dinodai kabar duka sekitar dua tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 3 Maret 1994. Sang pemimpin band, Kurt Cobain, meninggal dunia akibat overdosis setelah sekian lama bertarung dengan depresi dan kecanduan obat. Dave Grohl merasa amat berduka atas kepergian Kurt yang telah dianggapnya sebagai seorang teman, ayah, dan mentor. 

5. Kiprah Dave Grohl di Foo Fighters

Bedah buku The Storyteller tak bisa dilepaskan dari kiprah Dave Grohl selanjutnya setelah Nirvana bubar sepeninggal Kurt Cobain. Dia mulai merintis karier solo lewat proyek musik yang dinamainya Foo Fighters. Seiring waktu, Dave merasa bahwa Foo Fighters membutuhkan jiwa baru untuk bisa berkembang. Dave pun membuka rekrutmen sehingga Foo Fighters berubah menjadi sebuah grup brand. 

Selama 1,5 tahun, Dave dan Foo Fighters melakukan tur dengan menampilkan lagu andalan mereka, Learn to Fly. Selama satu tahun penuh setelahnya, Dave juga terus menulis lagu baru untuk dijadikan koleksi sekaligus bahan promosi bagi grup band barunya ini. 

6. Berbagai Proyek Musik yang Digeluti

Rangkuman buku memoar karya Dave Grohl juga menyoroti sejumlah proyek musik yang digeluti sang musisi. Selain menjadi bagian tak terlupakan dari grup band Scream, Nirvana, dan Foo Fighters, Dave juga ikut berkiprah bersama Queens of the Stone Age serta Them Crooked Vultures.

Di tahun 2009 saat Dave berusia 40 tahun, Them Crooked Vultures merilis album self-titled berisi 13 lagu. Album ini berhasil menempati posisi 12 dari tangga lagu Billboard 200 pada minggu pertama perilisannya.  

7. Kecintaan Dave kepada Keluarganya

Di bagian akhir rangkuman buku ini, kamu akan diajak mengenal sisi lain Dave Grohl sebagai seorang family man. Menjelang 40 tahun, Dave dan istrinya, Jennifer, dikaruniai anak pertama yang diberi nama Violet.

Mewarisi bakat musik ayahnya, Violet yang sudah lancar berbicara sejak usia tiga tahun menampilkan ketertarikan terhadap dunia musik. Harper dan Ophelia, dua putrinya yang lain pun turut membuat Dave menyeimbangkan rasa cintanya pada musik dan keluarga. 

Baca Juga: Fakta Menarik Tentang Dave Grohl

Menjalani hidup yang selalu diimpikan semua orang tidak pernah terasa normal, melainkan seperti sedang menonton hidup orang lain. Itulah yang kerap dirasakan oleh Dave Grohl di tengah kiprah dan ketenarannya di dunia musik. Namun, dia kini menyadari jika kehidupan yang tengah dijalaninya saat ini bukan lagi sebuah mimpi, tetapi sebuah kenyataan indah yang berakar pada tekad dan kepercayaan.

Rangkuman buku The Storyteller yang menjadi memoar penuh kenangan bagi seorang Dave Grohl berakhir di sini. Namun, kamu bisa menggali lebih banyak kisah dan inspirasi dari sang musisi dengan mendengarkan audiobook The Storyteller di web player Noice yang bisa kamu unduh melalui PlayStore dan AppStore. Berbagai konten menarik lainnya juga bisa didengarkan secara gratis hanya di Noice, rumah konten audio Indonesia.

Ide Pokok “The Storyteller”

Dave Grohl