Rekomendasi Buku Haruki Murakami – Bagi kamu yang menyukai novel dan cerita dengan genre surealis-realis, karya-karya Haruki Murakami harus jadi salah satu yang ada dalam koleksi—atau setidaknya pernah kamu baca. Penulis asal Jepang ini berhasil menjual jutaan kopi cerita dan bukunya secara global. Deretan karyanya pun kerap masuk ke dalam rekomendasi buku terbaik.

Hingga kini, Murakami telah menulis setidaknya 21 buku dan telah dinikmati oleh para pembaca di seluruh penjuru dunia. Kalau bingung harus pilih yang mana, berikut beberapa rekomendasi buku Haruki Murakami yang bisa kamu pertimbangkan.

1. Norwegian Wood 

Novel tahun 1987 ini mengambil latar di Tokyo pada akhir 1960-an. Murakami bercerita melalui sudut pandang karakter utama bernama Watanabe Toru yang terseret nostalgia dan mengenang memori cinta pertamanya, Naoko. Namun, Naoko sendiri merupakan kekasih dari sahabat Toru yang sudah meninggal, Kizuki. 

Kondisi kejiwaan Naoko sendiri cukup terganggu. Dia sering mendengar suara-suara Kizuki yang telah wafat dan Toru berusaha untuk mencegahnya untuk tidak mengikuti suara-suara tersebut. Di sisi lain, Toru juga terjebak dalam perasaannya untuk wanita lain, Midori.

2. Hear the Wind Sing 

Hear the Wind Sing adalah buku pertama Haruki Murakami, terbit pada 1979 dan memenangkan Gunzo Literary Award. Buku ini menceritakan tokoh utama yang sedang kembali ke kota asalnya saat liburan musim panas. Keseluruhan ceritanya cukup ringan untuk menggambarkan kehidupan anak muda Jepang yang tidak dalam kondisi mapan dan tidak mempunyai gambaran ideal mengenai masa depan.

3. Kafka on the Shore 

Kafka on the Shore kerap menjadi rekomendasi buku yang harus dibaca untuk penikmat sastra dan pencari filosofi hidup. Seperti kebanyakan buku Murakami, buku ini juga sarat pembelajaran hidup meski sebagian pembaca sulit menemukan pesan-pesan tersebut secara eksplisit. 

Kafka on the Shore menceritakan kisah pelarian seorang anak laki-laki berusia 15 tahun—Kafka—yang mencoba mencari ibu dan saudara tiri perempuannya. Namun di sisi lain, kehidupan Kafka juga paralel dengan seorang lelaki tua bernama Nakata yang memiliki trauma karena perang. Sepanjang buku ini, kamu akan disuguhkan berbagai peristiwa-peristiwa absurd dan acak yang justru memperkaya keseluruhan cerita Kafka on the Shore.

4. A Wild Sheep Chase 

Sebelum membaca ini, kamu sebaiknya lebih dulu membaca Hear the Wind Sing. Pasalnya, A Wild Sheep Chase menceritakan kehidupan tokoh utama Hear the Wind Sing setelah beberapa tahun. Dalam buku ini, kamu akan menemukan tokoh “aku” yang telah memasuki usia dewasa dengan berbagai konfliknya. Adapun karya Murakami yang satu ini cenderung memiliki nuansa fantasi yang cukup kental.

Baca Juga: Rekomendasi Buku Relationship dan Gender yang Edukatif dan Menarik

Ide Pokok
“What I Talk About When I Talk About Running”

Haruki Murakami

5. Dance Dance Dance 

Rekomendasi buku Haruki Murakami berikutnya adalah karya yang menjadi novel keenamnya. Salah satu karakternya bernama Hiraku Makimura yang tidak lain adalah anagram dari sang penulis sendiri.

Seperti kebanyakan novel miliknya yang lain, Dance Dance Dance menyajikan tulisan-tulisan indah yang menyajikan tema terkait seksualitas, gender, dan kehilangan. Tokoh protagonis dalam cerita ini mengalami mimpi-mimpi tentang seorang wanita yang dia cintai dan bahkan pernah tinggal bersama meski tidak dia ketahui nama aslinya. Dalam mimpi itu juga terdapat Pria Domba. Wanita itu dan Pria Domba pun mencoba membimbingnya mengungkap dua misteri.

6. The Wind-Up Bird Chronicle 

Murakami menulis novel ini saat dirinya berada di Amerika dan menjadi dosen di Princeton. Tokoh protagonis dalam The Wind-Up Bird Chronicle tidak lain adalah seorang laki-laki berusia 30-an tahun yang merupakan pengangguran. Wataknya tak jauh berbeda dengan mayoritas karakter dalam novel lainnya, yakni plegmatis-melankolis. Dalam buku ini, karakter tersebut mengalami serangkaian peristiwa yang tak terlalu menyenangkan, mulai dari kehilangan pekerjaan, disusul kucing dan istrinya.

7. Colorless Tsukuru Tazaki and His Years of Pilgrimage

Ini adalah rekomendasi buku yang pas jika kamu tertarik dengan cerita soal pencarian jati diri. Kisah dari novel ketiga belas Murakami ini adalah tentang Tsukuru Tazaki, seorang remaja yang mempunyai empat sahabat. Memasuki masa akhir SMA, Tazaki merasa bimbang apakah harus mengejar impiannya di Tokyo yang berarti berpisah dengan sahabatnya atau justru merelakan mimpinya sehingga bisa tetap bersama dengan sahabatnya.

Tazaki yang sedari awal selalu merasa asing pun makin merasa kehilangan. Di Tokyo, dia merasa semuanya menjauh sehingga membuatnya merasa begitu sepi dan sendiri sampai mendorongnya mencoba bunuh diri. Situasi tersebut bahkan terus terbawa hingga dirinya dewasa.

8. 1Q84 

Kali ini, Murakami memunculkan dua tokoh sentral dan menceritakannya menggunakan sudut pandang orang ketiga dengan latar belakang tahun 1980-an. Kedua tokoh—Aomame dan Tengo—tersebut adalah dua orang yang tanpa disadari saling tarik menarik dengan benang merah yang tidak tampak. Adapun di Indonesia, buku 1Q84 dibuat dalam tiga jilid yang menjadikannya lebih panjang bahkan dibandingkan versi inggrisnya.

9. What I Talk About When I Talk About Running 

Seperti menulis, berlari juga menjadi aktivitas penting dalam hidup Haruki Murakami. Pada 2005 saat mulai berlatih sebagai persiapan ajang New York City Marathon, Murakami memutuskan untuk membuat jurnal tentang pemikiran dan pengamatannya saat berlari. Kurang lebih, buku ini memang agak berbeda dengan nyaris seluruh bukunya karena What I Talk About When I Talk About Running menjadi seperti memoar yang mendokumentasikan kehidupan mentalnya yang tercapai dari latihan fisik (berlari).

Murakami menemukan bahwa di balik rasa lelah dan kondisi yang terengah-engah karena berlari terdapat keterkaitan yang erat dengan sisi artistik. Lewat buku ini, kamu akan menemukan bagaimana hal-hal seputar lari memiliki makna yang cukup mendalam bagi seorang Haruki Murakami.

Seperti contoh, baik menulis novel maupun berlari bagi Murakami sama-sama memerlukan kegigihan. Kamu harus dapat memusatkan perhatian pada tujuan utama dua aktivitas ini untuk dapat mencapai potensi optimal. Tak cuma itu, kamu harus memiliki endurance yang bagus saat menulis—tidak berbeda dengan saat kamu berlari.

Baca Juga: Rekomendasi Podcast Cinta untuk Hubungan Lebih Romantis

What I Talk About When I Talk About Running adalah rekomendasi buku yang pas jika kamu ingin menikmati karya Murakami yang tidak terlalu berat, tetapi sarat makna dan pembelajaran. Kini, kamu pun bisa mengupas isi buku What I Talk About When I Talk About Running dengan lebih mudah lewat audiobook di Noice. Cukup unduh aplikasi Noice gratis di PlayStore atau AppStore, kamu dapat menyimak tulisan Murakami dari mana saja, kapan saja, sembari apa saja.

Ide Pokok
“What I Talk About When I Talk About Running”

Haruki Murakami