Work Life Balance – Sebuah riset menyebutkan, 94% pekerja profesional di dunia menghabiskan minimal 50 jam kerja per minggu! Ini jelas tidak sehat, karena pekerjaan dan kehidupan pribadi yang tak seimbang bisa jadi pemicu stres dan cenderung membuat pekerja jadi kelelahan.

Sementara itu, kamu tidak bisa memilih salah satu demi mengorbankan lainnya. Pekerjaan dan kehidupan di luar pekerjaan itu harus seimbang. Lalu, bagaimana cara untuk mencapai titik work life balance?

Pengertian Work Life Balance

Work life balance merupakan kemampuan atau kondisi seorang pekerja yang dapat membagi serta mengatur waktu secara seimbang antara kehidupan pribadi dan kehidupan pekerjaannya. Secara singkat, work life balance adalah keseimbangan antara kehidupan pribadi dan kehidupan kerja.

Penerapan work life balance ini harus dilakukan sebaik-baiknya demi berbagai benefit yang bisa diambil, salah satunya adalah performa dalam bekerja yang semakin membaik dan kehidupan pribadi yang sehat. Jika tidak, seorang individu akan mendapat banyak masalah kesehatan seperti stres hingga kelelahan. Bahkan dapat menyebabkan burnout hingga depresi.

Pentingnya Work Life Balance

Sederhananya, work life balance artinya adalah suatu titik di mana kamu mampu mengatur energi dan waktu yang seimbang antara kebutuhan pribadi, pekerjaan, keluarga, dan tanggung jawab lainnya.

Semua setuju bahwa kehidupan pribadi dan pekerjaan yang seimbang itu dambaan setiap pekerja, karena berkaitan erat dengan mampu tidaknya kamu memenuhi gaya hidup lewat pekerjaan yang ditekuninya sekarang. Bila gaya hidup berhasil dipenuhi, tentu kebahagiaan akan meningkat. Selain itu, ini alasan mengapa keseimbangan itu penting:

1. Lebih fokus bekerja

Energi dan waktu kamu tidak akan terbuang sia-sia untuk hal lain yang tidak dibutuhkan. Kamu pun tak lagi harus khawatir dan overthinking tentang kondisi pribadi dan keluarga saat sedang bekerja.

2. Kamu punya lebih banyak waktu untuk diri sendiri

Pekerjaan menumpuk kerap jadi alasan kamu mengabaikan kesempatan me time. Padahal, memberi hadiah untuk diri sendiri itu penting agar kamu bisa lebih menghargai dan mencintai diri sendiri.

3. Meningkatkan produktivitas

Membangun batasan yang sehat antara kehidupan kantor dan pribadi itu bisa membantumu jadi lebih produktif. Alasannya, karena kamu jadi punya target jelas untuk menyelesaikan semua tanggung jawab sesuai waktu.

4. Memerangi jenuh, stres, dan penyakit

Bila sebelumnya stres dan jenuh adalah ‘teman baik’ kamu, kini ada lebih banyak energi positif yang membuatmu lebih menikmati pekerjaan. Di sisi lain, kerja berlebihan juga berisiko membuat imun tubuh menurun. Nah inilah pentingnya work-life balance, agar tubuh dan mental jadi lebih sehat.

5. Lebih banyak waktu bersosialisasi

Berapa kali kamu membatalkan janji nongkrong karena harus lembur? Bila pekerjaan dan kehidupan pribadimu seimbang, maka ada lebih banyak energi serta waktu yang bisa dimanfaatkan untuk bertemu teman dan kerabat.

Baca juga: Jangan Salah! Ini Lho, Perbedaan Resume dan CV

Work-Life Balance dalam Islam:
Seimbang Pekerjaan dan Kehidupan

by Najwa Shihab & Prof. Quraish Shihab

Dampak Kekurangan Work Life Balance

1. Penurunan Produktivitas dan Kualitas

Karyawan yang kekurangan work life balance akan merasa kelelahan dan membuat produktivitas serta kualitas kerja yang dihasilkan begitu buruk, contohnya adalah banyak membuat kesalahan, lamban dalam menyelesaikan pekerjaan, hingga kehilangan semangat kerja. Hal tersebut kemudian membuat karyawan menjadi merasa tidak bahagia dan memberikan energi negatif kepada lingkungan kerja.

2. Gangguan Kesehatan

Kekurangan work life balance dapat mengganggu kondisi kesehatan seorang karyawan, baik kesehatan fisik maupun kesehatan mental. Pada kondisi kesehatan fisik biasanya karyawan yang duduk terlalu lama selama jam kerja akan mengalami sakit punggung hingga masalah jantung.

Sementara itu untuk kesehatan mental, karyawan akan rentan mengalami burnout yang menyebabkan depresi. Alhasil, mereka akan merasa tertekan secara terus-menerus hingga tidak merasa bahagia dalam melakukan pekerjaannya. 

3. Stres

Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya bahwa karyawan yang bekerja terlalu keras akan rentan mengalami burnout atau stres yang cukup tinggi. Kondisi seperti ini nantinya akan membuat karyawan menjadi lebih sulit dalam mengambil sebuah keputusan, bekerja dengan efektif, atau bahkan sekedar untuk berkonsentrasi pada pekerjaan. Beberapa gejalanya adalah sebagai berikut: hilang motivasi hingga lelah secara emosional dan fisik.

Faktor yang Mempengaruhi Work Life Balance

Di dalam bukunya yang berjudul The Handbook of Work and Health Psychology, Marc J. Schabracq bersama dengan Cary L. Cooper dan Jacques A.M. Winnubst menyebutkan bahwa ada beberapa hal yang dapat memengaruhi work life balance pada seseorang, antara lain:

1. Kepribadian

Tiap orang memiliki pengalaman hidup dan karakteristik yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, sehingga hal tersebutlah yang kemudian menjadi faktor yang memengaruhi work life balance. Misalnya, orang yang sedari kecil memiliki kehidupan yang lebih baik akan cenderung mempunyai work life balance yang lebih sehat.

2. Lingkungan

Faktor lingkungan sangat memengaruhi work life balance baik di luar maupun dalam rumah. Lingkungan yang dimaksud bisa berupa dukungan dari pasangan, teman sebaya, keluarga, bahkan tetangga. Dengan adanya dukungan tersebut akan meminimalisir terjadinya konflik yang akan mempengaruhi keseimbangan dalam hidup. Misalnya konflik ambiguitas peran di dalam keluarga..

3. Pekerjaan

Maksud dari pekerjaan di sini meliputi jam kerja, pola kerja, serta beban kerja yang diterima. Faktor-faktor tersebut nyatanya dapat menjadi pemicu atau bahkan penyebab konflik dalam kehidupan di luar maupun dalam kantor, konfliknya pun tidak melulu soal pekerjaan namun bisa juga dalam kehidupan pribadi.

Cara Mencapai Work-Life Balance

Diperlukan sekadar niat untuk membangun keseimbangan antara tanggung jawab pekerjaan dan di luar pekerjaan. Kira-kira, apa saja langkah-langkah yang bisa kamu lakukan? Berikut rangkuman tips untuk kamu:

1. Waspada menjadi perfeksionis

Sah-sah saja untuk menjadi seorang yang perfeksionis, karena bagaimanapun kamu harus menyelesaikan semuanya dengan baik dan benar. Namun, sayangnya ini bisa berbalik menjadi ancaman bagi diri untuk selalu menjadi si paling sempurna.

Ingatkan dirimu pelan-pelan bahwa kekurangan dan kesalahan itu hal yang dimiliki dan dilakukan semua orang. Jadi, selesaikan satu pekerjaan dengan baik, lalu segera beralih ke tanggung jawab berikutnya.

2. Kurangi Waktu dengan Gadget

Sadar tidak, kebiasaan berlama-lama menggunakan gadget itu bisa jadi salah satu biang kerok yang membuatmu tak kunjung mencicipi work life balance? Mulai sekarang, baik di kantor maupun di rumah, kurangilah waktu menggunakan gadget, terutama bila orang lain sedang berinteraksi denganmu. Kamu juga bisa melakukan eksperimen kecil dengan mengukur berapa lama waktu yang kamu habiskan setiap harinya dengan gadget-mu. Hasilnya pasti akan membuat mu kaget.

3. Olahraga!

Sejatinya, olahraga itu penting untuk membuatmu lebih fokus dan tenang dalam mengerjakan apa pun. Bahkan sesi jogging ringan setiap pagi bisa mendorongmu lebih bersemangat dan produktif. Bersepeda atau meditasi juga bisa jadi pilihan olahraga yang menarik.

4. Prioritas Itu Penting

Tentukan hal apa yang harus kamu tempatkan sebagai prioritas. Tips work-life balance ini dinilai lebih efektif dalam menciptakan waktu luang di tengah jadwal kerja dan deadline yang padat.

Misalnya, kerjakan dulu tugas-tugas yang lebih berat, baru kemudian selesaikan pekerjaan yang mudah dengan lebih santai. Atau sebaliknya, kerjakan pekerjaan mudah dulu agar kamu punya lebih banyak waktu untuk menyelesaikan pekerjaan yang lebih berat.

5. Belajar Katakan Tidak

Memang sulit menjadi orang yang tidak bisa menolak permintaan orang lain, alias people pleaser. Namun, ini akan sangat menguras tenaga dan membuatmu jadi mudah stres. Belum lagi orang lain akan dengan mudah memanfaatkanmu.

Bila ingin membangun keseimbangan kehidupan kerja dengan lainnya, kamu harus belajar berkata tidak, dengan sikap dan bahasa yang baik. Menjadi rekan kerja yang suka membantu tentu merupakan hal yang bagus, tetapi jangan sampai tanggung jawabmu sendiri jadi berantakan. Prioritaskan dan selesaikan saja dulu tugas dan pekerjaanmu, baru kemudian membantu orang lain.

Bingung bagaimana cara berkata tidak? Ini beberapa tips untukmu:

  • Jangan menolak dengan kasar, melainkan dengan sopan dan senyum,
  • Sebutkan alasan logis mengapa kamu berkata ‘tidak’ kali ini, agar mereka tidak menganggap penolakanmu dilakukan karena malas atau enggan mencoba.

6. Jangan Menunda-nunda

Apapun alasannya, mulai sekarang hentikan kebiasaanmu untuk menunda pekerjaan. Cobalah untuk mengatur waktu seefektif mungkin. Kamu bisa memulai dengan membuat sebuah to-do list berisi apa saja yang harus dilakukan dan diselesaikan di kantor. Dengan begitu, prioritasmu adalah menyelesaikan semua yang ada di dalam daftar.

Buat pula rencana cadangan untuk berjaga-jaga seandainya kamu tidak bisa menyelesaikan pekerjaan hari itu, tetapi hindari membawanya pulang ke rumah. 

7. Diskusi dan Sosialisasi

Sebuah riset menunjukkan bahwa diskusi atau obrolan singkat di tempat kerja bisa meningkatkan produktivitas seseorang. Jadi, coba sisihkan waktu untuk bersosialisasi dengan rekan kerja. Misalnya, pada jam makan siang. 

Selain membantu mencapai work life balance, bersosialisasi juga akan memperluas jaringan dan memudahkanmu menemukan solusi atas masalah tertentu. Ingat, makin seimbang hubungan orang-orang di dalam sebuah organisasi, maka organisasi tersebut akan berfungsi dengan lebih baik.

Kesimpulannya, segala sesuatu yang dilakukan secara berlebihan itu tidak akan berakhir dengan baik. Begitupun dengan pekerjaan, bila dilakukan berlebihan, risiko yang kamu hadapi adalah urusan kerja dan pribadi tidak bisa seimbang. Jadi, lakukan tips di atas dan segera gapai work life balance-mu.

Baca juga: Tips Interview Kerja yang Kamu Perlu Tahu Sebelum Ketemu dengan HRD atau User

Kamu tertarik dengan diskusi mendalam tentang topik work-life balance, terutama tentang bagaimana Islam menganjurkan pekerjaan dan kehidupan yang seimbang? Simak podcast Narasi: Work-Life Balance dalam Islam: Seimbang Pekerjaan dan Kehidupan melalui Noice di PlayStore atau AppStore. Yuk, donwload sekarang!

Podcast Narasi Work-Life Balance dalam Islam - Noice