Animisme vs Dinamisme – Paham animisme dinamisme adalah bagian dari kepercayaan masyarakat yang belum mengenal agama samawi atau agama yang berasal dari wahyu. Kepercayaan ini muncul dari naluri masyarakat itu sendiri yang menghubungkan keyakinan terhadap roh halus maupun benda keramat dengan fenomena alam dan sosial yang mereka saksikan.

Namun, meski sama-sama berkembang di tengah masyarakat prasejarah, kepercayaan animisme dinamisme memiliki sejumlah perbedaan dari segi definisi, karakteristik, dan ritual.

Baca juga: Sejarah Agama Kristen: Perkembangan Kekristenan di Indonesia dan Dunia

Definisi Animisme dan Dinamisme

Sebelum menyelisik lebih jauh mengenai perbedaan animisme dinamisme, kamu harus memahami dulu definisi dari kedua kepercayaan kuno ini.

Apa Itu Animisme?

Istilah animisme berasal dari bahasa Latin anima yang berarti roh serta -ism yang berarti keyakinan atau sistem kepercayaan. Dengan begitu, animisme dapat dimaknai sebagai kepercayaan terhadap roh atau makhluk gaib. Kepercayaan semacam ini mulai dianut oleh masyarakat praaksara atau masyarakat di masa lampau yang belum pernah menerima ajaran agama samawi berupa wahyu.

Paham animisme yang mereka miliki kerap dikaitkan dengan kejadian-kejadian alam. Masyarakat penganut animisme meyakini jika fenomena alam seperti hujan dan petir hingga bencana alam seperti banjir, gempa bumi, dan gunung meletus disebabkan oleh perbuatan makhluk gaib atau roh halus. Mereka pun percaya akan adanya roh penunggu tempat-tempat yang dianggap keramat layaknya gua maupun pohon beringin besar nan lebat. 

Dengan berkembangnya kepercayaan animisme, masyarakat di masa lalu menganggap roh halus adalah sesuatu yang harus dipuja dan dihormati. Mereka akhirnya melakukan pemujaan terhadap makhluk-makhluk gaib guna menghindari bencana atau malapetaka yang tidak diinginkan. 

Apa Itu Dinamisme?

Kepercayaan lain yang dianut oleh masyarakat praaksara adalah dinamisme. Istilah dinamisme berasal dari kata dunamos dari bahasa Yunani yang diserap menjadi dynamic ke dalam bahasa Inggris. Maknanya sendiri meliputi daya, khasiat, dan kekuatan.

Jika ditelisik lebih jauh, dinamisme berarti kepercayaan terhadap benda-benda yang dianggap memiliki kekuatan gaib. Benda-benda yang dimaksud dapat berasal dari berbagai unsur, meliputi air, api, bebatuan, pohon, bahkan bagian-bagian dari hewan. Masyarakat penganut dinamisme percaya jika benda-benda tertentu bisa memberikan manfaat maupun sebaliknya, menjadi penyebab mara bahaya. 

Dari kepercayaan ini, muncul benda-benda yang dianggap keramat, seperti tanduk hewan, batu mulia, atau senjata seperti kapak dan mata tombak. Masyarakat penganut dinamisme akan merasa aman dan tenang jika berada di dekat benda yang dikeramatkan. Mereka pun memiliki rasa ketergantungan sehingga merasa harus melakukan pemujaan terhadap benda-benda tersebut.

Karakteristik Penganut Paham Animisme dan Dinamisme

Animisme dinamisme tidak hanya berbeda dalam makna, tetapi juga dari segi karakteristik masyarakat yang meyakininya. Beberapa ciri khas dari masyarakat penganut animisme, antara lain:

  1. Mempercayai kewujudan roh sehingga memunculkan keyakinan bahwa roh orang yang meninggal akan bergentayangan dan menyebabkan gangguan jika tidak dipuja atau didoakan. 
  2. Meyakini bahwa benda-benda alam, seperti gunung, gua, hutan, dan lautan dijaga oleh roh atau makhluk gaib yang harus dihormati agar tidak murka dan menimbulkan bencana.
  3. Selalu memohon perlindungan dan keselamatan kepada roh atau makhluk gaib dalam setiap kegiatan harian yang mereka lakukan.
  4. Merasa bergantung terhadap kekuatan roh yang dapat mengabulkan semua permintaan, seperti membuat hasil panen meningkat, perburuan berhasil, atau menang dalam peperangan.
  5. Menjalankan ritual yang dipimpin oleh pawang dalam melakukan pemujaan terhadap roh serta makhluk gaib yang mereka yakini. 

Sementara itu, karakteristik masyarakat penganut dinamisme meliputi:

  1. Meyakini kesaktian benda-benda dari berbagai unsur.
  2. Merasa bergantung terhadap daya dan kekuatan benda-benda yang muncul di luar pribadi manusia. 
  3. Meyakini bahwa benda-benda tertentu serta zat-zat di dalamnya memiliki kekuatan gaib luar biasa sehingga mereka merasa harus menyembah dan berharap terhadap benda-benda tersebut.
  4. Menganggap sejumlah senjata sebagai pusaka yang harus dikeramatkan dan dipuja karena bisa memberikan manfaat. Sebaliknya, jika pusaka diperlakukan sembarangan, mereka khawatir akan timbulnya bahaya dan bencana.
  5. Ketika memiliki benda atau pusaka yang dikeramatkan, masyarakat penganut dinamisme akan selalu berada di dekat benda tersebut atau membawanya ke mana saja. Mereka akan merasa tenang dan nyaman setiap waktu karena dianggap telah dilindungi oleh benda tersebut. 

Kepercayaan animisme dinamisme adalah paham yang muncul akibat keyakinan penganutnya terhadap kekuatan lain yang dianggap lebih besar di luar diri mereka sebagai manusia. Keyakinan tersebut pada akhirnya memunculkan sejumlah karakteristik di atas. 

Bagaimana Masyarakat Tradisional Mengamalkannya?

Sederet ritual dan kebudayaan animisme dinamisme berkembang di tengah-tengah masyarakat tradisional yang menganut dua kepercayaan ini. Berikut adalah beberapa contoh pengamalan paham animisme dan dinamisme yang dilakukan di tengah masyarakat.

  • Pengamalan Paham Animisme

Dengan kepercayaan terhadap adanya roh dan makhluk gaib, masyarakat penganut animisme meyakini bahwa setiap orang yang meninggal akan melanjutkan kehidupannya sebagai roh. Karena percaya bahwa ada kehidupan setelah kematian, mereka akan menyiapkan bekal bagi anggota keluarganya yang meninggal. 

Kepercayaan ini diamalkan melalui ritual penguburan yang dilakukan sebaik mungkin. Tak hanya itu, orang yang meninggal pun akan diberi bekal kubur berupa perhiasan, periuk, atau peralatan lain yang biasa digunakan sehari-hari. Selain menjadi bekal bagi mereka yang baru wafat, penguburan bersama benda-benda tersebut juga dimaksudkan sebagai sesembahan untuk menghormati roh dan arwah leluhur yang telah lebih dulu tiada. 

  • Pengamalan Paham Dinamisme

Kepercayaan dinamisme sering diamalkan melalui pemujaan tempat dan benda mati. Penganut kepercayaan ini memuja dan menghormati benda-benda maupun tempat-tempat tertentu yang bernilai mistik dan dianggap memiliki kekuatan. Upacara ritual akan dilakukan di tempat yang dihormati dengan melibatkan benda atau pusaka keramat. Biasanya, upacara juga diiringi dengan kegiatan makan bersama. 

Dalam beberapa ritual, animisme dinamisme adalah paham yang dapat saling berkaitan. Saat prosesi ritual di laut, misalnya penganut animisme dan dinamisme bisa sama-sama memberikan sesajian. Namun, niat yang mendasarinya berbeda: masyarakat animisme mempersembahkan sesajian untuk roh penunggu lautan, sedangkan penganut dinamisme melakukan penghormatan terhadap laut itu sendiri. 

Baca juga: Sejarah Islam: Sebelum Islam, Masa Kenabian, dan Era Kekhalifahan

Itulah penjelasan mengenai kepercayaan animisme dinamisme yang menjadi bagian hidup masyarakat tradisional di masa lampau.

Bila kamu tertarik untuk mempelajari sejarah dan terbentuknya agama dan kepercayaan, maka kamu akan menyukai buku History of God dari Karen Armstrong yang menjelaskan cikal bakal agama monoteis. Kamu bisa mendengarkannya langsung di Noice secara gratis.

Temukan juga berbagai konten audio dalam format podcast, radio online, dan audioseries di Noice. Unduh Noice di PlayStore dan AppStore sekarang untuk temukan berbagai konten inspiratif setiap hari!

Ide Pokok “A History of God”

Karen Finkle