Pelecehan Seksual – Pelecehan seksual menjadi kasus yang paling banyak menyita perhatian masyarakat Indonesia beberapa waktu belakangan ini. Hal tersebut karena, makin banyak kasus pelecehan yang mencuat dan diberitakan oleh media. Sebenarnya, apa itu pelecehan seksual? Apakah bentuk pelecehan ini hanya sebatas pada tindakan pemerkosaan saja? Yuk, kita bahas dalam artikel ini.

Tentang Pelecehan Seksual

Pelecehan seksual adalah segala perlakuan tidak menyenangkan, baik berupa kontak fisik maupun nonfisik, yang mengarah pada seksualitas atau bagian tubuh seseorang. Perlakuan ini bisa berupa siulan, komentar bernuansa seksual, colekan, main mata, memperlihatkan materi pornografi, gerakan atau isyarat yang bersifat seksual, maupun sentuhan fisik.

Perlakuan tidak menyenangkan yang mengarah pada seksualitas ini, dapat membuat korban merasa tidak nyaman, tersinggung, malu, takut atau terintimidasi. Bahkan, korban bisa mengalami masalah kesehatan fisik dan mental (depresi), karena martabatnya direndahkan. Namun, sebagian besar korban tidak mau melapor ketika mengalami pelecehan.

Seringkali, korban pelecehan justru disalahkan ketika menceritakan atau melaporkan pelecehan yang dialami. Mereka dianggap mengenakan baju yang terlalu terbuka, sehingga mengundang nafsu lawan jenis. Parahnya, pelecehan tersebut dianggap dilakukan atas dasar suka sama suka.

Pada kenyataannya, sebagian besar korban bahkan tidak menyadari ketika dirinya mengalami pelecehan. Hal ini karena pelaku mampu meyakinkan korban, bahwa tindakan yang dilakukan hanyalah romantisme semata. Sehingga, korban terlambat menyadari untuk meminta pertolongan.

Baca juga: Stop Pelecehan! Ini Cara Menghadapi Catcalling di Lingkungan Kerja

Podcast “Raising Angels”

by Becky Tumewu

Contoh Pelecehan Seksual

Pelecehan yang mengarah pada seksualitas, dapat dilakukan oleh siapa saja, kapan saja, di mana saja, dan bisa dialami oleh pria maupun wanita. Tidak terbatas pada tindakan pemerkosaan, berikut beberapa contoh pelecehan seksual yang sering terjadi di sekitar kita:

  • Memberikan komentar tidak pantas atau perilaku seksis yang bertujuan merendahkan atau menghina gender tertentu.
  • Menyentuh, memeluk, bahkan mencium tanpa izin.
  • Memaksa lawan jenis untuk berkencan dan melakukan hubungan seksual.
  • Memberikan tatapan atau kerlingan menggoda, penuh nafsu, dan mencurigakan.
  • Memanggil atau menggoda seseorang dengan sebutan yang tidak pantas dan mengarah pada hal-hal berbau seksual.
  • Menyentuh bagian tubuh orang lain tanpa izin.
  • Mengirimkan gambar atau video vulgar dan mengandung pornografi tanpa diminta.
  • Memaksa seseorang untuk tetap berkomunikasi meski sudah ditolak.
  • Menguntit atau stalking kehidupan pribadi seseorang.
  • Mengajukan pertanyaan tidak pantas tentang anggota tubuh dan kehidupan pribadi seseorang.
  • Menyudutkan seseorang di media sosial dengan komentar tidak pantas dan mengarah pada seksualitas.
  • Penyuapan seksual, dengan memberikan iming-iming imbalan besar agar korban mau melakukan aktivitas seksual bersama pelaku.
  • Ancaman atau intimidasi agar korban mau melakukan permintaan seksual dari pelaku.
  • Mengeluarkan lelucon berbau seksual atau menceritakan pengalaman atau fantasi seksual di tempat yang tidak pantas, sehingga membuat orang lain tidak nyaman.
  • Menunjukkan alat kelamin atau aktivitas seksual yang dilakukan diri sendiri kepada orang lain.

Ingat baik-baik contoh pelecehan yang mengarah pada hal seksual di atas, ya. Agar kamu tidak mengalami kejadian seperti Asoka Remadja, yang diceritakan dalam Podcast Raising Angels Noice episode 48.

Tindakan yang Perlu Dilakukan saat Mengalami Pelecehan yang Mengarah pada Hal Seksual

Tidak ada orang yang ingin dilecehkan secara seksual. Namun, ketika kamu mengalaminya, lakukan tindakan berikut:

  • Berani mengatakan tidak dan tegas pada pelaku.
  • Ceritakan pelecehan yang dialami kepada orang lain yang kamu percaya. Jangan menyimpannya sendiri, agar kamu bisa mendapatkan dukungan, sekaligus melindungi orang lain yang bisa saja jadi korban berikutnya.
  • Jika tidak ada orang yang kamu percaya, laporkan peristiwa tersebut pada organisasi yang menangani kasus pelecehan di daerahmu.
  • Apabila kamu merasa depresi atau mengalami tekanan psikologis parah, segera konsultasikan dengan psikolog yang berkompeten mengatasi masalah kesehatan mental pada korban pelecehan.
  • Berhenti menyalahkan diri sendiri, karena peristiwa ini bukan salah kamu. Namun, ini adalah kesalahan pelaku yang tidak mampu mengendalikan nafsu dan perilakunya.

Peristiwa tidak menyenangkan ini dapat terjadi pada siapa saja, pada kelompok usia berapa saja, dan pada pria maupun wanita. Oleh karena itu, kita perlu peka menyadari gelagat aneh atau tidak wajar dari orang-orang di sekitar kita.

Baca juga: Mengenal Definisi, Jenis, Ciri-Ciri Manipulasi dan Cara Mengatasinya

Ingin mendengarkan edukasi lainnya yang berkaitan dengan pelecehan dan kesehatan seksual? Kamu bisa mendengarkan podcast yang membahas hal tersebut di Noice.

Oh iya, kamu harus ingat baik-baik contoh pelecehan yang mengarah pada hal seksual di atas, ya. Agar kamu tidak mengalami kejadian seperti Asoka Remadja, yang diceritakan dalam podcast Raising Angels Noice episode 48 di Noice. Ada berbagai konten menarik, dari berbagai tema, yang bisa kamu simak melalui web player Noice. Selain itu, kamu bisa unduh aplikasi Noice di PlayStore atau App Store.

Podcast Raising Angels - Cegah Anak dari Pelecehan Seksual (bersama Asoka Remadja)