Penyakit Epilepsi atau sering disebut penyakit ayan, merupakan masalah kesehatan yang dapat terjadi pada sebagian pasien cerebral palsy. Penyakit ini memiliki ciri khusus, yaitu kejang kambuhan yang bisa terjadi sewaktu-waktu. Oleh karena itu, penting bagi seorang pengidap penyakit ayan untuk menghindari faktor pemicu kejang kambuhan.

Tahukah kamu, apa itu penyakit ayan ini? Apa saja pantangan bagi penderitanya untuk mencegah kambuh? Simak informasinya dalam ulasan berikut, ya!

Pengertian Epilepsi

Epilepsi atau ayan, merupakan penyakit gangguan sistem saraf pusat (neurologis) atau fungsi otak, karena adanya aktivitas listrik yang berlebihan di otak. Aktivitas listrik ini lah yang memicu kejang berulang dan gejala lainnya pada sebagian atau seluruh tubuh. Meski bisa dialami oleh semua kelompok usia, umumnya penyakit ayan ini dimulai pada usia anak-anak, dengan kondisi sebagai berikut:

  • Bayi yang mengalami asfiksia
  • Kelahiran prematur
  • Berat lahir kurang
  • Kejang neonatal
  • Kejang pertama pada usia kurang dari satu tahun
  • Kelainan EEG
  • Kelainan lingkar kepala dan CT scan
  • Ada riwayat penyakit ayan dalam keluarga

Umumnya, seseorang dinyatakan mengidap penyakit ayan apabila mengalami kejang lebih dari dua kali dalam kurun waktu 24 jam, tanpa disertai keluhan lainnya (misal: demam ).

Gejala dan Penyebab Penyakit Epilepsi Kambuh

Kejang pada penyakit ayan, bisa berlangsung secara spontan dan singkat. Oleh karena itu, penting bagi kamu untuk mengenali gejala-gejala kambuhnya penyakit ayan berikut ini:

Kejang-kejang

Aktivitas listrik di otak pada penderita penyakit ayan, dapat memicu terjadinya kejang. Hal ini karena sel saraf otak bekerja dengan cepat, sedangkan kontrolnya kurang. Kejang pada penyakit ayan berbeda dengan kejang karena penyakit lainnya. Jika kejang pada penyakit lain terjadi sekali saja, kejang pada pengidap epilepsi bisa terjadi berkali-kali.

Kejang penyakit ayan ditandai dengan tubuh penderita menghentak-hentak secara berulang. Baik- seluruh tubuh, sebagian tubuh, atau hanya pada bagian tertentu. Kejang ini juga diikuti dengan rahang yang menutup rapat atau menggigit lidah. Terkadang, penderitanya sampai ngompol karena adanya kontraksi berlebih pada kandung kemih.

Kehilangan kesadaran

Kejang di seluruh tubuh dapat membuat pasien ayan kehilangan kesadaran. Umumnya, setelah kejang selama 1-2 menit, mereka akan pingsan. Namun, ada juga pasien yang tiba-tiba langsung pingsan ketika kejang. Kondisi ini tentu sangat berbahaya, terlebih ketika pasien sedang berkendara atau melakukan aktivitas berbahaya lainnya.

Melakukan tindakan yang tidak normal

Menurut National Health Service, ciri-ciri tindakan tidak normal yang dilakukan pasien dengan penyakit ayan, antara lain: sering menggosok tangan meski tidak kotor atau dingin, melakukan gerakan mengunyah meski tidak makan, membuat suara tidak jelas, dan melakukan gerakan berulang. Misal, gerakan bangun berdiri atau memukul-mukul mulut.

Tatapan kosong

Kejang pada pasien dengan penyakit ayan, tidak hanya menghentak-hentakkan tubuh saja. Namun, mereka juga menatap kosong pada satu titik dalam waktu lama dan tidak merespon sekitarnya. Gejala ini termasuk serangan epilepsi ringan dan dapat terjadi sangat sering dalam satu hari.

Mengalami masalah pada otot dan panca indera

Pasien penyakit ayan yang kejang akan mengalami kekakuan otot atau justru tonus otot melemah selama kurang lebih 20 detik. Selain itu, mereka mengalami masalah pada panca indera atau kemampuan sensorik. Seperti, penglihatan berkurang atau ganda, gangguan pendengaran, mau pun mati rasa.

Gejala-gejala penyakit ayan di atas, bisa terjadi pada semua kalangan usia, baik itu bayi, anak-anak, atau orang dewasa. Namun, pada anak-anak, bisa juga mengalami gejala pusing dan teror tidur. Mereka akan menjerit, berkeringat, dan menghentak-hentakkan kaki atau badan di malam hari. Sedangkan pada bayi, kedipan mata yang cepat jadi pertanda serangan ayan.

Saat ini, belum diketahui secara pasti penyebab penyakit ayan. Namun, beberapa faktor berikut ini disinyalir jadi pemicunya:

  • Pengaruh genetik, ada penderita penyakit ayan dalam keluarga.
  • Cedera kepala berat atau traumatik.
  • Penyakit yang berkaitan dengan otak, seperti stroke atau tumor otak.
  • Penyakit menular yang berkaitan dengan virus, seperti HIV/ AIDS, meningitis, atau ensefalitis virus.
  • Cedera pada kehamilan karena nutrisi ibu yang buruk, infeksi yang dialami ibu, atau kekurangan oksigen.
  • Gangguan perkembangan pada anak di bawah usia 2 tahun, seperti neurofibromatosis atau autisme.

Baca Juga: Cara Mengobati Epilepsi, dari Obat hingga Terapi Ganja

How Epilepsy Works

by Stuff You Should Know Podcast

Pantangan Bagi Penderita Epilepsi

Selain menjalani terapi pengobatan, seorang pengidap epilepsi wajib menjaga diri agar tidak kambuh. Meski belum ada bukti resmi tentang makanan tertentu yang memicu serangan penyakit ayan, makanan-makanan berikut sebaiknya dihindari:

Makanan trans dan tinggi lemak jenuh

Makanan yang mengandung lemak jenuh, seperti mentega, lemak sapi, margarin, minyak kelapa sawit, inti sawit, dan kelapa sawit dan makanan olahan, merupakan jenis lemak yang tidak baik untuk tubuh. Lemak trans ini dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, meningkatkan kadar kolesterol, dan memicu kambuhnya penyakit ayan.

Minuman mengandung kafeina

Penggunaan beberapa minuman mengandung kafeina, antara lain teh, kopi, minuman berenergi, dan soda sebaiknya dihindari oleh pasien penderita penyakit ayan. Terapkan diet ketogenik atau pola makan rendah karbohidrat dan tinggi lemak. Cara ini dapat membantu mengurangi gejala kejang pada penderita penyakit ayan.

Makanan mengandung MSG

Penelitian di Neuroscience Letters mengatakan, mengkonsumsi MSG yang berlebih dapat mengubah saraf dan menyebabkan gejala epilepsi kambuh.

Makanan yang Dianjurkan Dikonsumsi

Pola makan rendah karbohidrat dan tinggi lemak atau diet ketogenik adalah pola makan yang disarankan oleh para ahli. Untuk menjalankan diet ini, berikut jenis-jenis makanan yang dianjurkan ada dalam menu penderita penyakit ayan:

Seafood atau daging

Daging merah, seperti daging kambing, ayam, sapi, dan seafood, mengandung lemak dan protein yang baik bagi penderita penyakit ayan. Selain itu, daging merah juga mengandung zinc yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh.

Buah dan Sayur

Buah dan sayur merupakan sumber serat terbaik bagi penderita penyakit ayan. Selain tinggi serat, buah dan sayur juga rendah kalori, kaya akan mineral dan vitamin, serta mengandung antioksidan. Kandungan antioksidan ini bermanfaat untuk mengurangi kejang pada penderita penyakit ayan.

Jenis sayur mau pun buah yang disarankan untuk dikonsumsi, antara lain citrus, buah beri, kale, bayam, buncis, tomat, paprika, brokoli, dan sayuran hijau lainnya.

Makanan rendah karbohidrat

Sumber karbohidrat yang boleh dikonsumsi penderita penyakit ayan, antara lain ubi, roti gandum, nasi merah, kentang dengan kulitnya, biji-bijian utuh, atau oat.

Baca Juga: Stunting pada Anak, Kenali Ciri-ciri dan Cara Penanganannya

Nah, sekarang kamu sudah tahu ‘kan, apa saja pantangan dan anjuran untuk penderita epilepsi.

Mau tahu info kesehatan lainnya? Kamu bisa mendengarkan bincang-bincang seputar kesehatan di konten audio Indonesia, Noice. Kamu juga bisa unduh aplikasi Noice ini di PlayStore atau AppStore. Selamat mendengarkan!

How Epilepsy Works

by Stuff You Should Know Podcast