Jenis Investasi untuk Pemula – Siapa saja boleh dan bahkan perlu untuk berinvestasi. Tujuannya tak lain untuk membantu menyiapkan kondisi keuangan di masa mendatang dan menjaga nilai uang. Instrumen investasi pun sangat beragam, mulai dari investasi untuk pemula hingga mereka yang telah berpengalaman.

Khususnya bagi pemula, mengetahui tujuan dan pilihan produk investasi adalah dua hal utama yang perlu dipahami terlebih dahulu. Hindari untuk sekadar mengikuti tren untuk berinvestasi. 

Seperti contoh, beberapa tahun terakhir aset kripto dan saham seolah jadi produk wajib investasi yang harus dimiliki. Mereka yang tidak terlalu paham pun hanya ikut-ikutan hype tersebut tanpa mempersiapkan diri dengan tepat. Akibatnya, begitu harga kripto dan saham anjlok dan menyebabkan kerugian ekstrem, tidak sedikit dari mereka yang merasa begitu putus asa dan berdampak pada kesehatan mentalnya.

Jenis Investasi untuk Pemula: Mulai dari Risiko Rendah

Dengan ilustrasi di atas, apakah itu berarti jika kamu seorang pemula dalam investasi tidak sebaiknya langsung membeli saham atau kripto? Sebetulnya, tidak ada salahnya untuk memilih dua jenis instrumen tersebut asalkan kamu sudah benar-benar mengetahui profil risiko, potensi risiko dari tiap instrumen, hingga mampu membaca kondisi pasar.

Namun, kalau masih belum familier dengan hal-hal tersebut, maka tak ada salahnya untuk memilih produk investasi untuk pemula yang lebih “ramah” dan minim risiko. Beberapa instrumen berikut contohnya, adalah jenis investasi yang relatif aman dan mudah untuk pemula.

1. Deposito

Deposito adalah salah satu produk perbankan yang ditawarkan sebagai investasi. Berbeda dengan tabungan yang dananya bisa kamu ambil kapan saja, deposito baru bisa kamu tarik atau cairkan sesuai jangka waktu yang telah disepakati.

Seperti contoh, kamu menyimpan dana di deposito dengan jangka waktu enam bulan. Itu artinya, kamu baru dapat mengambil dana tersebut berikut bunga keuntungannya setelah enam bulan tersebut dilalui (jatuh tempo). Beberapa pihak bank memperbolehkan dana tersebut diambil sebelum tiba masa jatuh temponya, tetapi kamu harus membayar sejumlah denda yang juga sudah ditentukan sebelumnya.

Cara untuk membuka rekening deposito adalah dengan melakukan permohonan pembukaan rekening deposito ke pihak bank. Beberapa bank masih mengharuskanmu untuk datang langsung ke kantor cabang terdekat, tetapi beberapa lainnya sudah menyediakan layanan pembukaan deposito melalui aplikasi mobile banking.

2. Reksa Dana 

Menabung di reksa dana adalah cara investasi untuk pemula yang turut meningkat trennya dan banyak disarankan. Pasalnya, cara investasinya sangat mudah (bahkan lebih mudah dibandingkan deposito secara umum) dan tidak adanya pajak yang dikenakan dari peroleh keuntungan.

Reksa dana adalah sebuah wadah penghimpun dan pengelolaan dana masyarakat. Jika pengelola deposito adalah pihak bank yang menyediakan layanan tersebut, maka pengelola reksa dana disebut dengan Manajer Investasi. Adapun dana yang telah dikumpulkan akan diinvestasikan oleh Manajer Investasi ke berbagai surat berharga, seperti obligasi, saham, dan instrumen pasar uang.

Reksa Dana sendiri memiliki berbagai jenis dengan risikonya masing-masing seperti berikut.

  • Reksa Dana Pasar Uang

Ini adalah jenis reksa dana dengan risiko paling rendah, tetapi imbal yang paling kecil pula dibandingkan lainnya. Dana yang terkumpul dalam instrumen ini diinvestasikan pada instrumen investasi pasar uang yang jatuh temponya kurang dari satu tahun, yakni seperti sertifikat deposito, deposito berjangka, Surat Berharga Pasar Uang, Sertifikat Bank Indonesia, dan sebagainya.

  • Reksa Dana Pendapatan Tetap

Reksa dana ini menginvestasikan minimal 80 persen dari dana yang terkumpul ke dalam bentuk obligasi atau efek utang sehingga tingkat pengembaliannya relatif stabil. Risikonya memang lebih besar dibandingkan reksa dana pasar uang, tetapi masih cenderung aman. 

  • Reksa Dana Campuran

Produk ini cocok sebagai investasi untuk pemula yang menargetkan keuntungan di jangka menengah. Seperti namanya, portofolio reksa dana campuran bervariasi, umumnya saham dan obligasi. Adapun profil risiko jenis investasi ini adalah moderat.

  • Reksa Dana Index

Reksa dana index adalah versi “lebih aman” dari reksa dana saham. Pengelolaan dana ini dimaksudkan memperoleh hasil investasi yang mirip dengan index yang dibuat sebagai acuan, baik obligasi maupun saham. Umumnya, reksa dana index yang beredar adalah IDX30 dan LQ45.

  • Reksa Dana Saham

Minimal sebesar 80 persen dari dana kelolaan reksa dana saham ditempatkan dalam aktiva efek yang bersifat ekuitas sehingga cocok untuk tujuan investasi jangka panjang. Risikonya memang tinggi, tetapi potensi tingkat pengembaliannya juga tinggi.

3. Emas dan logam mulia

Sejak dulu hingga sekarang, emas adalah produk andalan investasi untuk pemula maupun yang telah berpengalaman. Tentunya, bentuk emas yang dimaksud bukanlah dalam perhiasan (karena adanya bahan campuran yang dapat mengurangi nilai logam mulia itu sendiri), melainkan dalam bentuk batangan.

Kini, membeli emas batangan pun makin mudah, bahkan mulai dari 0,01 gram sekalipun. Di samping itu, berbagai produk menabung dan cicilan emas juga marak ditawarkan oleh berbagai pihak yang telah mendapat izin resmi dari pemerintah. Kamu pun kini dapat mulai menabung emas dengan harga sangat terjangkau—bahkan Rp10.000,00. Namun, apabila kamu membeli emas untuk investasi, hindari membeli emas di bawah 1 gram karena hitungannya akan menjadi lebih mahal.

4. SBN 

Surat Berharga Negara alias SBN adalah surat utang negara. Pemerintah mengeluarkan surat berharga ini dan ditawarkan ke masyarakat untuk membantu pembiayaan anggaran negara. Dalam kata lain, dengan membeli SBN, kamu meminjamkan sejumlah uang kepada pemerintah. Sebagai gantinya, kamu akan memperoleh kupon (bunga obligasi).

Sepintas, SBN mirip dengan deposito karena dana tersebut harus menetap hingga masa jatuh tempo. Namun, bunga SBN akan dibagikan setiap bulan dan langsung masuk ke rekening yang kamu daftarkan, sedangkan bunga deposito akan diberikan bersamaan dengan masa jatuh tempo.

Meski empat produk di atas adalah jenis instrumen investasi untuk pemula yang lumayan mudah untuk segera dilakukan, kamu tetap harus memperhatikan beberapa hal, ya. Salah satunya yang paling penting adalah jangka investasi yang kamu harapkan. Pasalnya, berdasarkan jangka investasi ini pula kamu akan mengetahui produk mana yang paling cocok untuk diambil.

Baca juga: Persiapkan Masa Depan dengan Tips Menabung untuk Pemula Berikut

Ide Pokok
“Make It Happen, Now1”

Prita Hapsari Ghozie

5. Peer to Peer Lending

P2P lending merupakan investasi yang dilakukan dengan cara meminjamkan pihak individu maupun badan usaha sejumlah uang yang mereka butuhkan. Nantinya, bunga pinjaman yang sudah disepakati akan menjadi return dari investasi ini. Secara umum, teknisnya mirip seperti pinjaman dari bank.

Investasi ini nampaknya juga sedang naik daun di Indonesia, terbukti dengan banyaknya perusahaan fintech lending yang menjalankan model bisnis pinjol ini. Ditambah lagi dengan adanya kejelasan hukum terkait investasi ini yang membuat kepopulerannya semakin melejit.

6. Valuta Asing

Valuta asing merupakan jenis investasi yang memanfaatkan naik-turunnya perbedaan nilai tukar mata uang negara-negara. Kurs dari mata uang ini selalu berubah setiap harinya, sehingga bisa jadi hari ini kurs turun dan besok kurs naik. Nah, cara berinvestasi di valuta asing adalah dengan membeli mata uang asing saat kursnya rendah, kemudian menjual kembali uang asing tersebut ketika nilainya menguat.

7. Properti

Instrumen investasi jenis ini merupakan salah satu jenis berinvestasi jangka panjang. Dengan kata lain, untuk mendapat return yang maksimal perlu kesabaran dalam waktu yang cukup panjang. Model investasinya pun terbagi menjadi dua, yaitu membeli dari harga murah dan menjual ketika nilai sudah naik tinggi, atau membeli kemudian merawat dan menyewakannya sebagai sumber passive income. 

Karakteristik dari investasi properti sebenarnya mirip-mirip dengan investasi emas. Pertama, ada bentuk fisik yang kita peroleh ketika membeli. Kedua, nilai dari produk yang kita beli akan selalu meningkat. Ketiga, risiko pada investasi properti cenderung rendah. Perbedaannya terletak pada investasi properti yang memerlukan perawatan agar nilainya tetap stabil.

8. Cryptocurrency

Cryptocurrency merupakan jenis investasi pada mata uang digital, contohnya adalah bitcoin. Dalam beberapa tahun terakhir, investasi ini sedang naik-naiknya hingga membuat nilai bitcoin mencapai $17.000 di tahun 2019. Padahal di tahun 2012 nilai dari bitcoin tidak lebih atau bahkan tidak sampai $10. Meskipun nilainya fantastis, akan tetapi menambang bitcoin tidaklah mudah karena memerlukan analisis yang tinggi. Hal tersebut dikarenakan fluktuasi mata uang digital ini dapat berubah dengan mudah sewaktu-waktu.

9. Saham

Dibanding dengan instrumen investasi sebelumnya, risiko investasi pada saham bisa dikatakan yang paling tinggi, namun tentunya dengan potensi return yang tinggi juga. Return dari investasi saham sendiri berasal dari dividen yang diambil dari revenue yang diperoleh oleh perusahaan.

Dengan berinvestasi pada saham, maka pada dasarnya kita sama dengan membeli sebagian dari kepemilikan atas sebuah perusahaan yang sahamnya kita beli. Sehingga semakin banyak saham yang kita beli, sudah pasti return yang kita peroleh juga akan semakin besar. Namun perlu diingat bahwa dalam investasi saham perlu pemahaman dan analisa yang cukup tinggi agar tidak merugi.

Baca juga: Rekomendasi Buku Investasi untuk Pemula yang Inspiratif

Tertarik untuk belajar lebih lanjut mengenai produk investasi? Apalagi kalau kamu sedang menata keuanganmu dengan pasangan, kamu mungkin akan tertarik dengan noicebook Make It Happen, Now! Cukup download aplikasi Noice di PlayStore atau AppStore, rangkuman tulisan Prita Ghozie “berdaging” ini dapat kamu nikmati via audiobook dengan lebih mudah dan nyaman! Kamu juga bisa menemukan ragam topik lainnya melalui podcast, audiobook, dan radio online, semuanya gratis!