Rangkuman Buku Blink – Pada kondisi tertentu, kamu mungkin merasa kebingungan dalam mengambil keputusan. Padahal, kondisinya mendesak dan memerlukan proses decision making yang cepat. Untuk menghadapi situasi seperti itu, kamu bisa mengatasinya lewat rangkuman buku Blink: Kemampuan Berpikir Tanpa Berpikir oleh Malcolm Gladwell

Buku ini dapat membantu kamu untuk membiasakan proses pengambilan keputusan yang bersifat spontan. Dirilis pertama kali pada Juni 2005, buku ini pun kerap menjadi pertimbangan utama bagi mereka yang mencari buku psikologi yang menarik. Apalagi, kamu bisa mempraktikkan teori dari buku ini secara praktis dan mudah.

3 Poin Utama dalam Rangkuman Buku Blink Malcolm Gladwell

Proses pengambilan keputusan secara konvensional biasanya memerlukan waktu yang cukup panjang. Apalagi, ketika keputusan tersebut melibatkan kepentingan banyak orang. Dengan waktu yang panjang, pihak yang berperan sebagai pengambil keputusan bisa melakukan pertimbangan secara matang. 

Namun, tahukah kamu kalau pada kondisi tertentu keputusan yang sudah dipikirkan secara matang ternyata tidak efektif dalam proses penerapannya. Di sisi lain, terkadang kamu akan menjumpai keputusan yang diambil secara spontan ternyata mampu memberi hasil nyata. Nah, kemampuan seperti inilah yang dibahas dalam rangkuman buku oleh Gladwell. 

Ketika membaca buku Gladwell, ada 3 poin penting yang bisa kamu dapatkan, yaitu:

1. Cara Berpikir Intuitif

Poin pertama yang bakal kamu dapatkan dari buku Blink adalah kemampuan berpikir secara intuitif. Pola pemikiran seperti ini dilakukan dengan mengandalkan intuisi. Karena berdasarkan intuisi, jenis keputusan yang muncul pun bergantung pada setiap individu. 

Gladwell memberi contoh cara berpikir intuitif dalam beberapa kasus, di antaranya adalah: 

  • Paul Getty Museum

Tahun 1983, Paul Getty Museum melakukan keputusan membeli sebuah patung kouros langka dari zaman Yunani kuno. Proses pembeliannya melalui proses yang sangat detail dan lama. Bahkan, tim ahli dari museum memerlukan waktu selama 14 bulan dan selanjutnya memutuskan kalau patung kuno tersebut asli. 

Setelah proses pembelian, patung tersebut pun menjadi bagian dari koleksi museum yang dipamerkan untuk publik. Selang beberapa lama, muncul kecurigaan dari beberapa ahli sejarah. Mereka mengungkapkan kalau terdapat kejanggalan pada patung tersebut. Kejanggalan itu pun mereka rasakan sejak awal melihatnya. 

Pernyataan dari para sejarawan itu merupakan salah satu bentuk cara berpikir intuitif. Mereka tiba-tiba merasa kalau patung tersebut janggal. Bahkan, mereka berani mengambil kesimpulan kalau patung tersebut palsu. 

Fakta kemudian terungkap setelah beberapa tahun. Patung tersebut terbukti palsu. Pihak penjual melakukan pemalsuan patung dengan disertai adanya dokumen palsu. Dengan upaya seperti itu, mereka pun berhasil meyakinkan tim ahli museum kalau patung itu asli. 

  • Pelatih Tenis Vic Barden

Vic Barden mempunyai reputasi sebagai pelatih tenis lapangan berkelas dunia. Dalam sebuah kesempatan, Barden pernah mengungkapkan kalau dirinya mempunyai kemampuan dalam memprediksi terjadinya kesalahan berupa double foul oleh seorang atlet. 

Anehnya, meski mempunyai kemampuan dalam memprediksi double foul, Barden tidak tahu bagaimana cara melakukannya. Menurut pemikiran Gladwell, kondisi yang terjadi pada Barden itu sangat wajar. Karena orang intuitif kerap tak dapat menjelaskan kemampuannya.

Baca Juga: Rangkuman Buku Thinking, Fast and Slow: 7 Tips Pengambilan Keputusan

Ide Pokok “Blink”

Malcolm Gladwell

2. Thin Slice Theory

Selanjutnya, Gladwell mengungkapkan teori yang disebut thin slice. Dalam teori ini, proses pengambilan keputusan dengan metode thin slice atau cukup menggunakan cuplikan tipis. Selanjutnya, cuplikan informasi tersebut dikombinasikan dengan pengalaman serta intuisi. 

Pola pikir dengan teori thin slice digambarkan Gladwell sebagai kemampuan yang sudah ada pada manusia. Bahkan, dia menyebutkan kemampuan ini sebagai insting yang membantu manusia ketika bertahan hidup di alam liar. 

Salah satu contoh penerapan thin slice adalah ketika seseorang melakukan pengamatan pada raut wajah. Cukup dengan memperhatikan raut wajah, terkadang seseorang dapat melakukan pengambilan keputusan.

Gladwell mengatakan, teori tentang thin slice ini pernah dipelajari oleh psikolog bernama John Gottman. Lewat pengamatannya, Gottman dapat memprediksi seberapa lama pasangan dapat menjalankan hubungannya, apakah langgeng atau hanya bertahan selama beberapa tahun?

3. Menjaga Pikiran dari Informasi yang Tak Relevan

Poin yang tak kalah penting dalam rangkuman buku Blink: Kemampuan Berpikir Tanpa Berpikir adalah akurasi serta relevansi data. Pada pembahasan ini, Gladwell mengatakan kepada para pembaca bukunya untuk tidak selalu percaya dengan data hasil riset pasar. 

Akurasi dan relevansi data riset pasar menjadi pertanyaan besar, terutama ketika berkaitan dengan konteks. Ada beberapa contoh kesalahan konteks yang dijabarkannya dalam buku Blink, di antaranya adalah: 

  • Penyanyi Rock Kenna

Kenna dikenal sebagai salah satu penyanyi rock dengan bakat tinggi. Dia pun berhasil memberikan kesan yang sangat positif dari para penikmat serta pelaku industri musik New York. Mereka pun percaya kalau Kenna bakal menjalani karier yang sukses. 

Pihak perusahaan rekaman tidak mempercayai reaksi publik terhadap Kenna. Mereka pun memilih lebih percaya pada data riset dan mempercayakan konsultan untuk mengetahui pendapat pasar. Riset tersebut pun memperlihatkan hasil yang berkebalikan. 

Karena data riset yang buruk, pihak perusahaan rekaman memilih untuk tak merilis album Kenna. Namun, siapa yang menyangka kalau keputusan itu merupakan kesalahan fatal. Apalagi, dalam proses riset terungkap kalau para responden adalah mereka yang tak paham dunia musik. 

Selang beberapa tahun, Kenna melakukan kerja sama dengan perusahaan rekaman lain. Dari hasil kerja sama ini, Kenna berhasil memperoleh kesuksesan besar. Albumnya laku keras di pasaran. 

  • CocaCola dan Pepsi

Terdapat riset berkaitan dengan uji rasa produk cola dari kedua perusahaan. Hasil uji tersebut memperlihatkan kalau Pepsi mempunyai rasa yang lebih disukai dibanding CocaCola karena lebih manis. 

Namun, kondisinya ternyata beda kalau responden dihadapkan pada pilihan untuk minum Pepsi dan CocaCola. Pada situasi tersebut, mayoritas responden memilih CocaCola. Mereka beralasan cola yang terlalu manis membuat perut mual. 

Catatan Penting Terkait Buku Blink

Proses pengambilan keputusan, menurut Gladwell dalam rangkuman buku Blink, tak harus memerlukan waktu panjang. Ada kalanya keputusan bisa diambil secara singkat dengan mengandalkan intuisi. 

Selain itu, cara berpikir secara cepat bukan bawaan dari lahir. Siapa saja bisa mempunyai kemampuan tersebut. Caranya, bukan hanya dengan mengandalkan intuisi. Namun, kamu juga perlu membekali diri dengan pengalaman serta konteks yang tepat. 

Baca Juga: Rangkuman Buku 1984: 7 Poin Inti yang Perlu Kamu Ketahui

Itulah rangkuman buku Blink yang menarik untuk kamu pahami. Lewat buku ini, kamu bisa mengembangkan keahlian baru dalam melakukan pengambilan keputusan secara akurat dan cepat.

Untuk membaca buku ini secara praktis, kamu bisa mendengarkan rangkumannya di Noice, rumah konten audio Indonesia. Selain Blink, ada pula deretan audiobook keren dan menarik lain yang bisa kamu dapatkan di Noice. Gratis, lho!

Ide Pokok “Blink”

Malcolm Gladwell