Sosiopat dan Psikopat merupakan gangguan kepribadian yang masuk dalam Antisocial Personality Disorders (ASPD). Keduanya cenderung minim empati sehingga tidak memiliki penyesalan dan enggan bertanggung jawab. Meskipun memiliki sejumlah kesamaan, kedua jenis gangguan kepribadian ini juga memiliki perbedaan yang kentara. 

Semua psikopat merupakan antisosial. Namun, tidak semua antisosial mengidap gangguan kepribadian ini. Tingkat antisosial psikopat tergolong tinggi sehingga cenderung mustahil disembuhkan. Sekalipun terdapat pengobatan, sifatnya hanya untuk mengendalikan perilakunya. Sama halnya dengan psikopat, sosiopat juga memiliki pola pikir antisosial sehingga kerap bersikap semaunya sendiri. Meskipun sulit dan membutuhkan waktu lama, gangguan kepribadian ini masih bisa disembuhkan.

Apa Perbedaan Sosiopat dan Psikopat? 

Perbedaan sosiopat dan psikopat tampak dari karakteristik dan penyebabnya. Psikopat tidak memiliki sedikit pun kesadaran mengenai baik dan buruk. Ia akan melakukan hal yang merugikan tanpa merasa bersalah ataupun menyesal. Pelanggaran yang dilakukan psikopat cenderung besar dan kerap menimbulkan bahaya. Selain kerap melakukan kekerasan, psikopat juga tak segan menempatkan orang lain dalam keadaan bahaya.

Berbeda dengan psikopat, sosiopat yang masih memiliki sedikit kesadaran akan baik dan buruk. Namun, lantaran terlalu lemah, rasa bersalah yang dirasakan oleh sosiopat tidak mampu menghentikannya melakukan keburukan. Umumnya, pelanggaran yang dilakukan sosiopat termasuk masalah kecil yang tidak berbahaya. Seorang sosiopat juga bisa hidup berdampingan dengan orang lain. Meskipun kesulitan membentuk relasi, sebagian kecil sosiopat bisa menjalin hubungan dengan orang yang berpikiran sama dengannya. 

Karakteristik 

Kendati tergolong antisosial, psikopat dan sosiopat mempunyai karakteristik yang sedikit berbeda. Psikopat mayoritas berjenis kelamin laki-laki. Mereka memiliki karakteristik yang terlalu percaya diri, agresif, menyukai kekerasan, manipulatif, tidak bisa membedakan benar dan salah, dan tidak bertanggung jawab. 

Dalam banyak kasus, perilaku orang yang mengidap gangguan kepribadian ini tampak sebelum usia 15 tahun. Gejala tersebut meningkat seiring usia dengan puncak di awal 20 tahun dan mulai mereda di usia 40 tahun. Adapun gejala awal psikopat, meliputi:

  • Bersikap kasar pada manusia dan hewan.
  • Gemar merusak barang.
  • Kerap mencurangi orang lain.
  • Suka mengambil milik orang lain.
  • Sering melakukan pelanggaran hukum serius.

Sosiopat memiliki karakteristik, meliputi acuh tak acuh, sulit berhubungan dengan orang lain, cenderung tidak mempunyai rasa malu, agresif, senang berbohong, dan tidak bertanggung jawab. Dalam banyak kasus, gejala sosiopat mulai terlihat sejak masa remaja hingga usia dewasa. Adapun gejala awal sosiopat, meliputi:

  • Cenderung tak mempunyai rasa malu.
  • Lebih suka menyendiri.
  • Sulit membuka diri dan menjalin hubungan.
  • Sering berperilaku sembrono.
  • Bisa memanipulasi keadaan. 

Baca Juga: Ciri-Ciri Psikopat yang Perlu Diwaspadai

Penyebab 

Penyebab psikopat belum diketahui pasti, tetapi sebagian besar kondisi tersebut dipengaruhi faktor genetik. Menurut penelitian, psikopat terjadi karena struktur otak yang mengatur emosi mengalami cedera atau kecacatan. Kelainan ini disinyalir terjadi ketika penderitanya masih berada di dalam kandungan. 

Kelainan tersebut juga menyebabkan perubahan pada fungsi dasar tubuh. Ketika orang normal akan mengalami peningkatan detak jantung atau berkeringat dingin melihat darah dan kekerasan, seorang psikopat justru merasa lebih tenang. Kondisi lain yang menyebabkan pembentukan karakter psikopat, meliputi:

  • Pernah ditelantarkan ketika usia kanak-kanak.
  • Mengalami pelecehan atau kekerasan seksual.
  • Kecanduan alkohol.
  • Anggota keluarga menderita gangguan perilaku dan mental.

Hampir sama dengan psikopat, penyebab sosiopat juga tidak diketahui pasti. Namun, faktor genetik dan lingkungan diduga memicu gangguan kepribadian tersebut. Apabila di dalam keluarga terdapat penderita sosiopat, besar kemungkinan keturunannya akan menderita hal yang sama. Kondisi lain yang menyebabkan pembentukan karakter sosiopat, meliputi:

  • Pola asuh keluarga kurang baik.
  • Kehidupan keluarga yang tidak stabil dan cenderung kacau.
  • Mengalami pelecehan atau kekerasan seksual.
  • Mengalami kejadian traumatis di usia kanak-kanak. 

Pengobatan 

Umumnya, seorang psikopat tidak merasa dirinya memiliki gangguan perilaku. Alhasil, sebagian besar dari mereka jarang memeriksakan kondisinya. Biasanya mereka akan mendatangi dokter ketika mengalami gejala, seperti kecanduan obat ataupun mudah marah. Gejala psikopat dapat diperiksa saat pengidapnya berusia 18 tahun ke atas dengan catatan pasien mempunyai riwayat gangguan sebelum berusia 15 tahun. 

Di tahap awal, dokter akan melakukan sesi tanya jawab mengenai keluhan dan gejala. Dokter akan memberikan penanganan medis sesuai hasil pemeriksaan yang mencakup perasaan, pemikiran, pola perilaku, dan hubungan dengan orang lain. Pasien didiagnosis sebagai psikopat apabila memiliki sedikitnya tiga gejala gangguan kepribadian antisosial sejak umur 15 tahun. Gejala tersebut bukan dipicu oleh gangguan bipolar atau skizofrenia.

Pengobatan psikopat disesuaikan dengan tingkat keparahan situasi, kondisi, serta kesediaan yang bersangkutan menjalani pengobatan. Pengobatan yang umum dilakukan adalah psikoterapi. Tujuan psikoterapi untuk mengelola amarah dan mencegah tindak kekerasan. Terdapat tiga jenis psikoterapi, yakni Terapi Perilaku Kognitif, Terapi Berbasis Mentalitas, dan Terapi Psikodinamika. Apabila kondisi psikopat tergolong parah, dokter akan menyarankan konseling kelompok dan mengonsumsi obat tertentu. 

Tak berbeda dengan psikopat, gangguan kepribadian sosiopat juga sulit disembuhkan. Namun, pengobatan tepat dalam jangka panjang cukup mampu meredakan gejala. Konsultasi dengan psikolog atau psikiater bisa mendorong seorang sosiopat mengurangi kecenderungan menyebabkan masalah bagi diri sendiri dan orang lain. 

Terapi Perilaku Kognitif efektif mempercepat proses sosiopat dalam mengembangkan perilaku positif. Terapi ini juga membantu mereka untuk menerima keadaannya secara utuh. Pada kasus sosiopat yang kerap mengalami gangguan kecemasan, sering bertindak agresif, dan depresi, dokter akan meresepkan obat untuk membuatnya lebih tenang.

Baca Juga: Sosiopat: Definisi, Karakteristik, dan Sifat

Bagaimana, sudah tau perbedaan antara psikopat dengan sosiopat? Apabila kamu ingin mendengar pembahasan tentang Dark Psychology lebih banyak lagi, jangan ragu menginstal aplikasi Noice di AppStore dan PlayStore secara gratis. Tak hanya itu saja, kamu juga bisa mendengarkan konten audio Indonesia via web player. Tunggu apa lagi? Ayo, perluas pengetahuanmu bersama Noice!

Ide Pokok “Dark Psychology”

Richard Campbell